Pixel Code jatimnow.com

Gudang Milik Pabrik Masih Tutup, Petani Tembakau di Probolinggo Cemas

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Mahfud Hidayatullah
Tembakau yang ditanam para petani di Probolinggo
Tembakau yang ditanam para petani di Probolinggo

jatimnow.com - Tembakau di Kabupaten Probolinggo mulai memasuki masa panen. Namun para petani cemas lantaran hasil panennya tak kunjung terserap lantaran gudang milik pabrik di wilayah setempat tutup.

Andik Sirajuddin, salah satu petani tembakau di Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton menyebut bahwa meskipun masa panen telah tiba, dia dan petani lainnya masih belum memanen.

"Karena gudang milik pabrik masih tutup. Kami tidak berani memanen tembakau yang kami tanam," kata Andik, Minggu (30/8/2020).

Andik menyebut, biasanya pada Agustus setelah tanggal 17, gudang milik pabrik tembakau di daerahnya sudah mulai buka. Namun sampai saat ini, enam gudang di sana masih tutup.

"Belum ada kabar yang jelas kapan gudang tersebut akan dibuka. Sementara saat ini tembakau kami memasuki panen raya. Situasi ini membuat kami cemas dan khawatir," ungkap Andik.

Andik merinci biaya tanam tembakau hingga panen yang cukup besar. Dalam lahan satu hektare saja, petani harus mengeluarkan uang sekitar Rp 25 hingga 26 juta.

"Harapan kami semoga harga jual tembakau bisa melebihi biaya produksi. Kalau melihat hasil jual petani tahun lalu, harga tembakau mencapai Rp 42 sampai 43 ribu per kilogramnya," bebernya.

Sementara Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo, Mudakkir membenarkan situasi yang dialami para petani tersebut.

Baca juga:
Petani Apresiasi Kebijakan Pemerintah Tak Naikkan Cukai Hasil Tembaku 2025

"Bahkan harga jual tembakau yang akan dipatok oleh penyerap tembakau juga belum ada kejelasan," sambung Mudakkir.

Petani tembakau di Kabupaten Probolinggo tersebar di 9 kecamatan, yaitu Kecamatan Kotaanyar, Paiton, Pakuniran, Besuk, Kraksaan, Krejengan, Gading, Pajarakan dan Maron.

"Target luasan lahan tanam tembakau sebanyak 10.774 hektar. Namun realisasi di lapangan belum kita ketahui," ungkapnya.

Selain itu Mudakkir berharap kepada pemerintah daerah mendorong pabrikan segera membuka gudangnya dan menyerap hasil panen tembakau petani.

Baca juga:
Kemarau Basah Resahkan Petani Tembakau Lamongan

"Karena saat ini petani mulai memasuki masa panen. Sehingga petani sangat mengharapkan agar tembakaunya bisa terbeli dengan harga yang bisa menguntungkan para petani," jelasnya.