jatimnow.com - Kemajuan wisata yang sangat pesat menjadikan Kota Batu memiliki banyak bangunan tinggi. Simulasi pun digelar sebagai bentuk persiapan tanggap bencana bagi para pelaku wisata.
Untuk mengevakuasi para penghuni bangunan tinggi, diperlukan teknik vertical rescue, yaitu bagian dari operasi Search And Rescue (SAR) atau pencarian dan penyelamatan pada saat evakuasi atau pemindahan korban pada medan khusus vertikal serta curam, baik basah maupun kering.
Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran (DPK) Kota Batu, Himpun mengatakan, simulasi itu digelar agar apabila sewaktu-waktu terjadi bencana, petugas bisa mengevakuasi korban tanpa ada kendala. Karena petugas sudah menguasai teknik tersebut.
"Harapannya simulasi ini bisa mematangkan teknik penyelamatan dan bisa memberikan edukasi bagi pelaku wisata yang ikut terlibat," jelas Himpun saat simulasi di Lembah Metro Resort, Kota Batu, Jumat (18/9/2020).
Menurut Himpun, DPK sangat terbuka bila ada wahana wisata, hotel, restoran, desa, kelurahan, yang menginginkan pendampingan materi dan praktik secara langsung untuk menanggulangi kebakaran atau bencana.
"Sebab DPK akan lebih terbantu bila semakin banyak yang paham tentang penyelamatan jiwa atau harta benda ketika bencana terjadi. Pada prinsipnya, tidak ada petugas DPK yang hebat, tapi yang ada petugas yang terlatih," tambah Himpun.
Himpun menguraikan, kesuksesan penanggulangan bencana terutama kebakaran bukan cara memadamkan api, tapi bagaimana cara mencegah kebakaran tidak terjadi dan diminimalisir. Karena pencegahan jauh lebih baik.
Baca juga:
Kinerja Terminal Teluk Lamong Meningkat dengan Pegawai Operasional Handal
Sementara Sekretaris DPK Kota Batu, Supriyanto menyebut, vertical rescue merupakan sebuah teknik evakuasi dari titik rendah ke titik yang lebih tinggi ataupun sebaliknya, pada medan yang curam. Lalu bagaimana cara membawa korban agar penyelamatan berhasil maksimal. Pelatihan vertical rescue juga menjadi bagian dari program Aksi Siaga Bencana (ASB).
Seiring kemajuan Kota Batu, banyak objek vital dan strategis yang di dalamnya ada aktivitas melibatkan orang banyak. Contohnya hotel, resort hingga kantor pemerintah.
Untuk itu diperlukan building code standar keselamatan untuk kondisi kontijensi bencana bila terjadi, yang diawali dengan personel untuk secara teknik mahir dalam penyelamatan dengan teknik vertical rescue.
"Pelatihan rutin ini bisa menjadi evaluasi kinerja petugas dalam penyelamatan kebakaran atau gempa. Beberapa materi yang disampaikan meliputi cara meluncur menggunakan tali, cara mengevakuasi korban yang benar dan mengajarkan beberapa simpul tali. Semoga nanti pengetahuan dari DPK bisa tersalurkan kepada semua petugas," papar Supriyanto.
Baca juga:
Universitas Muhammadiyah Malang Luncurkan Pusdiklat Kebencanaan bidang Kesehatan
Eksekutif Manajer Lembah Metro, Ruruh Yulud sangat mengapresiasi adanya simulasi penangganan bencana DPK yang bekerjasama dengan obyek wisata di tempatnya. Dalam simulasi ada 30 karyawan Lembah Metro yang mengikuti setiap tahapan dari petugas.
"Menurut saya simulasi ini sangat penting, terutama di obyek wisata. Harapan kami pengunjung yang menginap bisa merasa aman dan nyaman serta tidak khawatir. Karena karyawan kami sudah terlatih dan tanggap dalam segala hal," terang Ruruh.
Untuk rekomendasi dari DPK kepada Lembah Metro, sebatas penambahan hydrant air. Selain itu untuk Alat pemadam ringan (apar) setiap ruangan sudah tersedia. Pelatihan ini tak hanya cukup ini saja. Ke depan pihaknya bakal menggelar simulasi dan edukasi melibatkan semua karyawan.