Pixel Codejatimnow.com

Update

Mengaku Kerasukan Arwah Minta Disucikan, Makam di Mojokerto Dibongkar

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Achmad Supriyadi
Sisa APD yang dibakar di lokasi makam
Sisa APD yang dibakar di lokasi makam

jatimnow.com - Sebuah makam yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto dibongkar oleh pihak keluarga, Selasa (23/9) malam.

Makam yang dibongkar itu adalah kuburan almarhum berinisial DRM warga desa setempat. Ia dimakamkan sekitar 14 hari lalu dengan menggunakan protokol Covid-19.

Salah satu warga setempat berinisial DA mengatakan jika almarhum dimakamkan dengan Protokol Covid-19 setelah meninggal di RSI Sakinah, Sooko, Kabupaten Mojokerto.

"Hasil swab keluar 3 hari setelah almarhum dimakamkan dan hasilnya negatif," kata DA kepada jatimnow.com, Jumat (25/9/2020).

Pantauan jatimnow.com di lokasi tempat pemakaman umum, terdapat sisa alat pelindung diri (APD) berupa penutup muka (faceshild) yang dibakar.

Menurut DA, makam DRM dibongkar karena ada beberapa keluarga mengalami kerasukan yang diduga arwah almarhum.

"Keluarganya banyak yang kerasukan almarhum, mintanya dimandikan lagi atau disucikan. Yang gali dari pihak keluarga, lalu disucikan dan dikuburkan lagi," ungkapnya.

Masih kata DA, tadi malam saat pembongkaran makam, pihak kepolisian terlambat datang ke lokasi setelah jenazah dikuburkan.

Baca juga:
Pembongkaran Makam Santri di Lamongan yang Meninggal Tak Wajar, Ini Kata Polisi

"Dinas kesehatan tidak ada, pihak kepolisian datang udah terlambat dan sudah dikubur lagi," tandasnya.

Sementara itu, Kapolres Mojokerto AKBP Dony Alexander membenarkan peristiwa pembongkaran makam itu. Pihaknya telah menunjuk tim untuk mendalami kejadian tersebut.

Menurutnya, makam DRM dibongkar karena keluarga sering kerasukan.

"Cerita pihak keluarga seperti itu," jelas mantan Kapolres Pasuruan Kota ini.

Baca juga:
Makam Santri Meninggal Tak Wajar di Lamongan Dibongkar, Ini Curhatan Sang Ayah

Dony menambahkan makam almarhum yang dibongkar hasil dari rapid test menunjukkan reaktif dan dilakukan tes swab.

"Setelah swab, pasien meninggal dunia. Hasil swab keluar tiga hari setelahnya, hasilnya negatif Covid-19," ungkap Dony.

Alumni Akpol 2000 ini menyebut, guna mencegah klaster baru dari pembongkaran makam, 6 orang dari keluarga almarhum yang ikut dalam pembongkaran makam dilakukan tes swab.

"Tiga orang hasilnya negatif, kami menunggu hasil swab tiga orang lainnya," pungkasnya.