Pixel Codejatimnow.com

Pilwali Pasuruan 2020

Cawali Teno Merasa Narasi Pidatonya Diplesetkan: Pasti Ada Upaya Hukum

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Moch Rois
Paslon Teno-Hasjim di Pilwali Pasuruan 2020
Paslon Teno-Hasjim di Pilwali Pasuruan 2020

jatimnow.com - Calon Wali Kota (Cawali) Pasuruan Nomor Urut 2, Raharto Teno Prasetyo (Teno) mengaku dirugikan dengan beredarnya penggalan video pidatonya dalam deklarasi kampanye damai yang digelar KPU setempat beberapa waktu lalu.

Teno menyebut bahwa narasinya diplesetkan seolah-olah dirinya akan mengganti Pancasila menjadi ekasila dan trisila.

"Pasti kami paslon Tegas merasa dirugikan," jelas Teno saat menggelar konferensi pers di salah satu rumah makan Jalan Veteran Kelurahan Bugul Lor, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, Jumat (2/10/2020).

Selain itu, Tim Paslon Raharto Teno Prasetyo-M Hasjim Asjari (Tegas) juga akan menempuh jalur hukum terhadap pihak yang menyebarkan video dengan narasi yang diplesetkan. Menurutnya, tindakan itu menjurus ke kampanye hitam.

"Pasti ada upaya hukum. Kalau kita melihat potongan-potongan itu, sebenarnya tidak ada yang menyebutkan saya akan mengganti Pancasila. Tetapi justru narasinya yang dituliskan seperti kita ketahui bersama, itulah yang membuat hasutan," papar Teno.

Baca juga:  Sebut Trisila dan Ekasila saat Pidato, Ini Penjelasan Cawali Teno

Pidato Teno yang disebut-sebut terjadi pada deklarasi damai yang digelar KPU Kota Pasuruan di Hotel Horison pada 26 September 2020. Dalam video itu Teno memang menyebut perihal trisila dan ekasila.

Baca juga:
Unggul Versi Internal, Gus Ipul-Adi Deklarasi Kemenangan

"Jika kita peras Pancasila, muncullah ekasila, yang didapatkan dari trisila, yaitu dari sosio nasionalis, sosio demokratis, ketuhanan yang berkebudayaan. Dan jika kita peras lagi, kita kristalisasi lagi, hanya ada satu kata, untuk mewujudkan Kota Pasuruan yang lebih maju dan sejahtera adalah dengan cara bergotongroyong," isi video penggalan pidato Teno seperti dilihat jatimnow.com, Jumat (2/10/2020).

Penggalan video pidato Teno itupun menjadi polemik. Warganet menganggap Teno berniat mengubah Pancasila. Menanggapi itu, Teno mengaku heran. Dia menyebut tidak ada statementnya yang ingin mengubah Pancasila jadi ekasila ataupun trisila.

"Saya heran. Bagi teman-teman wartawan yang sempat menyaksikan sendiri, pidato dan penggalan pidato saya, yang saya lontarkan saat deklarasi damai, saya ingin bertanya. Statement mana yang dari saya yang ingin merubah pancasila?" tanya Teno.

Baca juga:
Pilwali Pasuruan 2020, Raharto Teno Kalah di TPS Sendiri

Terkait adanya narasi trisila dan ekasila, Teno mengaku bahwa kalimat yang diambilnya dari pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945, dihadapan BPUPKI.

"Saya ingin hanya menyampaikan, bahwa konsepsi gotongroyong yang saya jadikan sebagai dasar perjuangan. Dan pembangunan Kota Pasuruan tidaklah didapat dari sembarang tempat. Tapi itu diambil dari pemikiran founding father kita, Bapak Proklamator Ir Sukarno," terangnya.

Kemudian Teno menjelaskan bahwa narasi gotongroyong adalah sebuah ekstraksi dari narasi besar kebangsaan. Gotongroyong menjadi pondasi besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.