jatimnow.com - Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menjadi satu dari 9 destinasi di Indonesia yang dipilih oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk dilakukan sosialisasi protokol kesehatan (prokes) atau CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability).
Sebelumnya, wisatawan yang hendak menuju ke Penanjakan Bromo 1 dapat membeli tiket melalui online dengan mengunjungi website https://bookingbromo.bromotenggersemeru.org.
Di area Penanjakan Bromo 1, pengelola memberikan tanda bulat-bulat di top view penanjakan agar wisatawan dapat menerapkan physical distancing. Di area Penanjakan Bromo 1, dijatah hanya untuk 250 pengunjung tiap harinya.
Kepala Balai Besar TNBTS, John Kenedie mengatakan jumlah wisatawan Bromo di hari weekend selalu penuh. Total kuota saat hari weekend baik Sabtu dan Minggu berjumlah 1.478 pengunjung.
"Awalnya pengunjung seharinya 739 alias 20 persen. Minggu lalu kita evaluasi takut ada klaster. Syukur tidak ada dan dari evaluasi kita tambah kuota jadi 40 persen karena permintaan juga. Evaluasi itu bersama tim terpadu Satgas Covid-19 kabupaten, juga bersama kepolisian dan masyarakat adat di Bromo," kata John Kenedie di Bromo, Sabtu (3/10/2020).
TRAVELING DI BROMO - Sejumlah remaja berwisata ke Gunung Bromo yang menawarkan sejuta keindahan. Keindahan ikon Jawa Timur yang terletak di perbatasan Probolinggo, Lumajang, Malang dan Pasuruan ini memang tidak pernah membosankan. /Foto: Budi Sugiharto
Ia juga mengapresiasi dipilihnya kawasan wisata sebagai tempat sosialisasi protokol kesehatan atau CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability).
Selain sosialisasi CHSE untuk tempat wisata, Kemenparekraf juga memberi panduan sosialisasi dan simulasi panduan kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan pada penyelenggaraan kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhebition (MICE).
"Harapannya, para pemangku kepentingan MICE dapat memiliki pemahaman sama terhadap pentingnya menjalankan protokol yang telah disusun dalam panduan dalam rangka tatanan kenormalan baru," ujar Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf, Rizki Handayani.
Rizki menjelaskan diterapkannya panduan itu, agar wisatawan yang akan melaksanakan kegiatan di Indonesia dapat merasa aman dan nyaman. Selain itu, sektor MICE bisa kembali bangkit.
Baca juga:
4 Spot Wisata Populer di Bromo Ganti Nama, Berikut Daftarnya
Ini untuk memacu pertumbuhan dan kreativitas lebih baik dari sebelumnya. Serta menjadikan Indonesia sebagai tujuan kegiatan MICE yang memiliki value proposition sekaligus memenangkan persaingan di dunia internasional.
Panduan pada kegiatan ini, lanjut dia, menekankan pada penerapan prosedur standar pelaksanaan kegiatan yang aturan teknis spesifiknya akan disesuaikan dengan panduan buatan asosiasi dan industri MICE sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Selain itu, menurut dia, panduan merupakan operasional dari keputusan Menteri Kesehatan tentang protokol kesehatan bagi masyarakat di tempat dan fasilitas umum dalam rangka pencegahan dan pengendalian Covid-19 yang diturunkan pada pelaksanaan kegiatan MICE di Indonesia.
Ketentuan yang termuat dalam panduan ini, kata dia, juga mengacu pada protokol yang telah ditetapkan Pemerintah Indonesia, World Health Organization (WHO), Travel and Tourism Council (WTTC), Asosiasi MICE Nasional dan internasional, seperti ICCA, UFI, AIPC, serta ASPERAPI.
Sementara itu, sosialisasi tersebut, kata Rizki, bertujuan untuk menyamakan pemahaman mengenai isi panduan kepada pemangku kepentingan MICE sehingga panduan dapat dijalankan dengan sesuai pada saat pelaksanaan kegiatan.
Baca juga:
7 Tempat Wisata Apik di Malang yang Wajib Dikunjungi
Sosialisasi akan dilaksanakan di sembilan tujuan wisata MICE, yakni Yogyakarta, Bandung, Medan, Surabaya, Manado, Lombok, Banten (mewakili Jakarta), Semarang dan Batam.
Untuk Jatim, tujuan wisata yang dipilih Kemenparekraf bersama MICE untuk sosialisasi dan simulasi panduan ialah wisata Gunung Bromo.
Kadisbudpar Jatim, Sinarto mengapresiasi sosialiasi panduan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan pada kegiatan MICE.
Dipilihnya Bromo di Jatim, karena destinasi ini menjadi salah satu kawasan wisata favorit di Indonesia.
"Melalui panduan, sosialisasi dan simulasi maka di sektor ini, khususnya para pelaku pariwisata akan pulih serta perekonomian kembali menguat. Bromo sendiri telah buka dengan kapasitas pengunjung 40 persen dengan menerapkan protokol kesehatan ketat," kata Sinarto.