Pixel Codejatimnow.com

Pilwali Surabaya

Hendak Bangun Kota Dituding Merusak, Golkar: Hatimu Terbuat dari Apa?

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Jajeli Rois
Tangkapan layar unggahan Arif Fathoni di Facebook
Tangkapan layar unggahan Arif Fathoni di Facebook

jatimnow.com - Adanya tudingan kepada pasangan calon (paslon) nomor urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman (MAJU) yang akan merusak kota apabila terpilih menjadi wali kota dan wakil wali kota Surabaya mendapat tanggapan dari Ketua DPD Partai Golkar Surabaya, Arif Fathoni.

''Orang mau membangun kota secara adil dan merata kau bilang mau merusak apa yang sudah dibangun, hatimu terbuat dari apa? Apa karena tertutupi kehendak sang tuan pemilik tanah oloran di timur Surabaya,'' tulis Toni dalam akun Facebook, Senin (19/10/2020).

''Orang mau membangun Pasar Tunjungan yang mati, kau bilang mau merusak kota? Lalu hatimu terbuat dari apa hingga tidak melihat jeritan para pedagang dan pernak perniknya?'' lanjut Arif Fathoni yang juga anggota Komisi A DPRD Surabaya itu.

Saat dikonfirmasi, ia membenarkan jika mengunggah di media sosial terkait tanah oloran di sepanjang tepi Pantai Timur Surabaya yang diduga banyak dikuasai pengembang dengan pemilik modal besar. Ia menduga, penguasa Surabaya tidak ingin terusik kepentingannya ketika berganti kepemimpinan.

Ia menyebut ada upaya penjegalan dari penguasa Surabaya saat ini dengan menggiring opini masyarakat bahwa kalau bukan pilihannya maka wali kota ke depan hanya akan merusak apa yang sudah dibangun.

''Ini sama sekali tidak benar dan jahat sekali mempermainkan psikologi massa untuk kepentingan kekuasaan dengan mencitrakan pesaing hanya akan merusak program-program yang sudah berjalan,'' tegasnya.

Menurut Toni, niat dari pasangan Machfud Arifin-Mujiaman (MAJU) tulus bersama rakyat membangun Kota Surabaya.

Sebab, dari sisi keekonomian dan ambisi kekuasaan, kedua orang tersebut sudah tuntas. Sehingga, dirinya memastikan keduanya benar-benar tulus mengabdi.

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji

''Orang mau kasih pembangunan Rp 150 juta per tahun ke RT kau bilang mau merusak kota, lalu hatimu terbuat dari apa atas jeritan warga yang tidak mendapatkan layanan infrastruktur dasar secara merata?,'' ujar Toni.

Menurutnya, hal ini aneh lantaran ada orang bekeinginan untuk memajukan Kota Pahlawan dengan melibatkan partisipasi semua lapisan masyarakat, namun disebut hendak merusak kota.

''Orang mau bawa pembangunan kota dengan melibatkan semua pihak, kau bilang mau merusak kota, lalu hatimu terbuat dari apa, hingga dengan siapapun wakilnya kau campakan,'' ujarnya.

Ketika disinggung apakah status tersebut sindiran terhadap Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, Toni mengatakan biar masyarakat yang menilai.

Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak

"Saya kira masyarakat paham lah," katanya.

Dirinya merasa aneh dengan adany program MA-Mujiaman untuk memberikan Rp 1 juta per Kepala Keluarga (KK) apabila kelak terpilih menjadi wali kota dan wakil wali kota tetap dituding hendak merusak kota.

Sementara hingga saat ini, banyak KK yang belum mendapat bantuan meski sudah diusulkan para Ketua RT. Akibatnya, para Ketua RT dikejar oleh warganya.

''Sebenarnya hatimu terbuat dari apa? hingga hobimu hanya marah, nangis dan bersujud bukan kepada Tuhan YME,'' tandasnya.