Pixel Codejatimnow.com

Pilihan Pembaca: Kakak Whisnu Terkait Surat Risma hingga Warga Kecewa

Editor : Redaksi  
Jagad Hari Seno, kakak kandung Wakil Wali Kota, Whisnu Sakti Buana
Jagad Hari Seno, kakak kandung Wakil Wali Kota, Whisnu Sakti Buana

jatimnow.com - Berita surat Tisma berisi promo 'ErJi', kakak Whisnu: tak lagi indahkan etika menjadi pilihan pembaca pertama pada Kamis (3/12/2020).

Kemudian terungkap! surat untuk warga itu ternyata bukan dari Wali Kota Risma serta kekecewaan warga gara-gara 'Surat Risma'.

Redaksi merangkum ketiga berita itu:

Surat Risma Berisi Promo 'ErJi', Kakak Whisnu: Tak Lagi Indahkan Etika

Jagad Hari Seno, kakak kandung Wakil Wali Kota, Whisnu Sakti Buana menyorot surat yang disebut dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk warga Kota Pahlawan yang dikaitkan dengan Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Tahun 2020.

Seno putra sulung mendiang inisiator PDI Perjuangan, almarhum Soetjipto mengatakan Risma diakhir masa jabatannya yang seharusnya dikenang sebagai wali kota yang menghias Surabaya dengan taman yang indah, malah membuat kebijakan yang dinilai tidak memiliki etika.

"Risma, diakhir masa jabatannya yang seharusnya dikenang sebagai wali kota yang menghias Surabaya dengan taman yang indah. Hanya karena ambisi pribadinya berupaya membangun oligarki politik dengan pencitraan yang kuat dan tanpa batas, sehingga tidak lagi mengindahkan etika," terangnya.

Baca juga:
Sidak MPP, Ritual Metri Durian, Tempat Nongkrong di Probolinggo

Terungkap! Surat untuk Warga itu Ternyata Bukan dari Wali Kota Risma

Surat imbauan datang ke TPS (tempat pemungutan suara) yang mengatasnamakan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, akhirnya terungkap.

Misteri dibalik itu, ternyata pengiriman surat ajakan tersebut atas perintah dari tim pemenangan Eri Cahyadi-Armudji (ErJi).

Baca juga:
Prakiraan Cuaca, Flu Singapura di Surabaya, PDIP Ponorogo

Lagi, Warga Surabaya Kecewa Gara-gara 'Surat Risma'

Lagi, warga merasa kecewa dan oleh 'Surat Bu Risma untuk Warga Surabaya' yang dibungkus dengan amplop warna coklat.

Warga Kapasari Kecamatan Simokerto, Widyawati (40) yang telah 10 tahun menjadi kader posyandu, kader jumantik (juru pemantau jentik) dan kader PAUD mengungkapkan kekecewaannya