Pixel Code jatimnow.com

Catatan Ketua Golkar M Sarmuji Tentang Perekonomian Jatim 2020

  Reporter : Jajeli Rois

jatimnow.com - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur Muhammad Sarmuji memiliki catatan tentang pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jatim selama tahun 2020 di tengah Pandemi Virus Covid-19.

"Perekonomian di Jawa Timur cukup baik. Tapi harus diakui, Pandemi Covid-19 ini ikut memberikan kontribusi melemahnya di berbagai sektor kehidupan masyarakat seperti pariwisata, industri maupun keuangan," ujar M Sarmuji di sela acara talkshow yang ditayangkan GolkarJatim TV seperti yang dilihat redaksi, Sabtu (2/1/2021).

Acara talkshow dengan tema Catatan Akhir Tahun 2020 itu dipandu Pengurus Golkar Jatim bidang ekonomi, Cici Esti Nalurani.

Ketua Golkar Jatim Sarmuji menerangkan, ada beberapa sektor yang masih bertahan di tahun 2020, seperti di bidang pertanian, ekspor furniture dan perdagangan antar provinsi.

"Ada yang tumbuh positif, meski tingkat pertumbuhannya tidak terasa yakni, pertanian, ekspor furniture dan perdagangan antar provinsi. Kondisi ini juga didukung oleh situas keamanan di Jawa Timur yang aman dan sangat kondusif," tuturnya.

Ia menerangkan, di awal Pandemi Covid-19 pada Maret 2020, pertanian masih belum panen. Pada kuartal kedua, telah mulai panen. Saat itu catatan dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur mencapai 3.0 persen.

"Angka ini sebenarnya sudah turun, tapi masuk kuartal kedua sudah mulai panen," katanya.

Pada awal kuartal ketiga, masih musim kemarau, tetapi petani masih bisa bertanam. Sehingga petani bisa panen dua kali dalam setahun. Tebu juga mulai tanam dan harga gula juga cukup baik.

"Sektor pertanian ini menjadi penyangga ekonomi Jawa Timur," ujar dia.

Baca juga:
Kenaikan PPN 12 Persen: Tingkatkan Pendapatan Negara atau Beban Rakyat?

Pertumbuhan ekonomi di Jatim sebesar 3.0 persen katanya, mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya mencapai 5,9 persen. Penyebab perlambatan pertumbuhan ekonomi dipicu sektor pariwisata dan keuangan mulai sulit.

"Masyarakat kelas menengah tidak mau membelanjakan uangnya. Sedangkan masyarakat bawah, kebutuhan dasarnya tidak tercukupi," terang dia.

Pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur dipicu sektor ekspor furniture dan perdagangan antar provinsi. Menurutnya, Pemprov Jatim harus memetakan negara mana saja yang membutuhkan produk dari Jatim.

Perdagangan antar provinsi juga menentukan, terutama provinsi yang jumlah penderita Covid-nya rendah.

"Perku dicatat bahwa untuk Indonesia timur, kebutuhan telor itu dipasok dari Jatim. Produksi telor kita cukup besar dan ini perlu penetrasi," paparnya.

Baca juga:
Optimisme Tinggi Industri Kripto Indonesia Sambut Pemerintah Baru

Sarmuji yang juga anggota Komisi XI DPR RI ini menyampaikan catatannya tentang angka kemiskinan di Jawa Timur yang masih di atas rata-rata nasional yakni, 11,9 persen. Sedangkan angka kemiskinan secara nasional mencapai 11,7 persen.

Tingginya angka kemiskinan itu menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

"Dari berganti-ganti gubernur, angka kemiskinan di Jawa Timur selalu tinggi. Dan ini menjadi PR Pemprov Jatim," tandas Sarmuji.