Pixel Code jatimnow.com

Ibu Penumpang Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 asal Surabaya Dites DNA

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Farizal Tito
Ibunda Fadly Satrianto, Ninik Andayani saat tiba di rumahnya Jalan Tanjung Pinang 72A, Surabaya usai jalani tes DNA di RS Bhayangkara Polda Jatim
Ibunda Fadly Satrianto, Ninik Andayani saat tiba di rumahnya Jalan Tanjung Pinang 72A, Surabaya usai jalani tes DNA di RS Bhayangkara Polda Jatim

jatimnow.com - Salah satu nama yang masuk dalam manifest Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di Kepulauan Seribu adalah Fadly Satrianto (28), Kopilot NAM Air asal Jalan Tanjung Pinang 72A, Surabaya.

Fadly merupakan bungsu dari tiga anak pasangan Sumarzen Marzuki dan Ninik Andayani. Fadly adalah lulusan Sarjana Hukum Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang sudah tiga tahun menjadi Kopilot NAM Air.

Ayah Fadly, Marzuki menyebut bahwa anak bungsunya itu menjadi penumpang Sriwijaya Air SJ 182 karena mendapat tugas dari perusahaan untuk menerbangkan NAM Air di Pontianak dengan tujuan lain.

"Direktur Operasi NAM Air menelepon kami dan meminta maaf. Fadly ini dengan satu tim 6 orang ditugasi ke Pontianak untuk membawa pesawat NAM dari Pontianak ke tujuan lain," ujar Marzuki ditemui di rumahnya, Minggu (10/1/2021).

Marzuki melanjutkan, dalam waktu yang ditentukan, tidak ada pesawat NAM yang menuju Pontianak. Sehingga Fadly dan tim naik Sriwijaya Air SJ-182.

Baca juga: 

"Statusnya extra crew di situ untuk mengambil pesawat ke Pontianak dibawa ke tempat lain," tambah Marzuki.

Marzuki menambahkan, kontak terakhir Fadly dengan keluarga yaitu sekitar pukul 08.00 Wib, Sabtu (9/1/2021). Memang Fadly selalu memberikan kabar setiap akan berangkat tugas.

Baca juga:
Kecelakaan Helikopter Militer, 14 Orang Tewas

Marzuki dan keluarga besarnya berharap Fadly ditemukan dalam keadaan selamat.

"Harapan kami keluarga besar, bisa diketemukan putra kami dan termasuk yang (penumpang) lain juga, dalam keadaan selamat. Kalau Allah SWT berkehendak lain, kita harus mengikhlaskan. Kita ikhlas, musibah kecelakaan yang tidak perlu kita sesali dan ini adalah suatu kejadian," ungkap dia.

Menurut Marzuki, keluarga memutuskan tidak berangkat ke Jakarta karena kondisi Covid-19. Namun Marzuki telah berkoordinasi dengan Tim DVI Polda Jatim untuk membantu identifikasi. Bila dibutuhkan tes DNA sewaktu-waktu pihaknya siap.

"Inisiatif kita tidak usah ke Jakarta. Karena menurut informasi di media, tes DNA ada mediatornya. Bisa diambil melalui RS Bhayangkara. Kami juga koordinasi dengan DVI terkait pengambilan sampel untuk mempercepat identifikasi," ungkap dia.

Baca juga:
Kecelakaan Pesawat di Brasil, 4 Pemain dan Presiden Klub Palmas Tewas

"Saat ini nyonya saya, ibunya (Fadly) sedang tes DNA di RS Bhayangkara (Polda Jatim)," sambung Marzuki.

Marzuki menjelaskan, tes DNA itu merupakan inisiatif keluarga mereka sendiri, setelah berkomunikasi dengan Direktur Operasional NAM Air.

"Tadi malam dikomunikasikan dengan pihak NAM. Kita disampaikan oleh Direktur Operasi NAM, karena butuh tes DNA orangtua untuk korban," tandasnya.