Pixel Code jatimnow.com

Kisah ART di Kota Probolinggo Tengah Malam Kabur dari Rumah Majikan

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Mahfud Hidayatullah
Pariyem, asisten rumah tangga (ART) yang nekat kabur dari rumah majikannya
Pariyem, asisten rumah tangga (ART) yang nekat kabur dari rumah majikannya

jatimnow.com - Pariyem (44), seorang asisten rumah tangga (ART) yang bekerja di sebuah rumah Jalan Juanda, Kelurahan Tisnonegaran, Kota Probolinggo nekat turun dari atap lantai dua rumah majikannya.

Pariyem mengaku terpaksa kabur dari rumah majikannya karena kelaparan, sehingga dia harus mengais sisa makan di tong sampah.

"Karena perut lapar, jadi saya harus mencari makan dan keluar dari rumah majikan melalui atap rumah lantai dua," kata Pariyem, Selasa (16/2/2020).

Pariyem mengaku sudah bekerja di rumah majikannya itu sejak 2014. Dia mengaku sering tidak mendapat jatah makan serta sering diperlakukan kurang pantas.

"Saya sering dipukul saat pekerjaan tidak cocok," akunya.

Aksi nekat Pariyem itu sempat mengagetkan warga sekitar. Sebab Pariyem turun dari lantai dua tersebut sekitar pukul 02.00 Wib.

"Semua pintunya terkunci, jadi saya harus kabur karena ingin mendapatkan makanan," tambahnya.

Pariyem bekerja di rumah majikannya bersama anak putrinya yang masih berusia 10 tahunan.

"Saya sudah bekerja bersama majikan semenjak ditinggal suami," tegasnya.

Pariyem juga mengaku, selama dia bekerja tidak pernah mendapat upah.

Baca juga:
Ditolong Jadi Asisten Rumah Tangga, Wanita Semarang Curi HP Juragannya di Banyuwangi

"Saya pernah diberi uang Rp 500 ribu saat lebaran saja, setelah itu tidak ada bayaran bagi saya. Untuk setiap bulannya saya seharusnya mendapatkan gaji sebesar Rp 300 ribu, namun tidak pernah saya terima," ungkapnya.

Sementara Usman, majikan Pariyem menyebut bahwa apa yang dikatakan oleh pembantunya itu tidak benar. Usman mengaku dirinya sudah sering membelikan makanan.

"Di rumah sudah lengkap dengan makanan, kue maupun buah-buahan," jelasnya.

Usman menambahkan, untuk gaji juga diserahkan selama beberapa tahun Pariyem bekerja bersamanya.

"Karena selama dia bekerja memang gajinya tidak diberikan, dengan alasan saya tabungkan dan alhamdulilah sudah diterimanya," tambahnya.

Baca juga:
Pengakuan Pilu ART Pembuang Mayat Bayi dalam Kardus di Sidoarjo

Atas kejadian tersebut Usman sudah meminta maaf.

"Permasalahan ini hanya miskomunikasi saja dan sudah clear dan tidak ada penuntutan apapun. Sebab semua hak-haknya sudah diberikan oleh keluarga kami," tegasnya.

Terpisah, Plh Kapolsek Mayangan, AKP Suharsono mengaku, peristiwa tersebut sudah tidak ada persoalan lagi. Kedua belah pihak sudah menyatakan perdamaian tanpa ada upaya hukum apapun.

"Kedua belah pihak sama-sama menyadari dan diketahui sejumlah saksi," ucapnya.

Saat ini Pariyem memutuskan tidak bekerja lagi di rumah Usman. Kini dia tinggal di rumah anak tirinya di Kelurahan Borang, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo.