jatimnow.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengikuti panen raya di Ponorogo, Selasa (6/4/2021). Dia menyebut bahwa produktivitas beras di Bumi Reog itu tertinggi se Jatim.
"Saya ingin menyampaikan bahwa data yang dirilis oleh BPS (Badan Pusat Statistik), di bulan Maret, dari 10 produsen beras di Jatim, tertinggi dari ulasan lahan nomor 10 adalah Ponorogo," ujar Gubernur Khofifah.
Menurut Gubernur Khofifah, berdasarkan produktivitas di Tahun 2020 yang dirilis BPS pada Maret 2021, ada peningkatan produksi gabah dan beras di Ponorogo sekitar 17 persen.
"Peningkatan produksi gabah dan beras di Ponorogo ini tertinggi se Jatim," tambahnya.
Gubernur Khofifah menambahkan, ada satu kabupaten yang justru mengalami kontraksi sampai minus 5 persen. Namun Ponorogo justru mengalami pertumbuhan sampai 17 persen produktivitas gabah dan beras.
"Ini karena masing-masing titik yang sudah memungkinkan mendapatkan akses bibit seperti ini, pasti produktivitasnya akan semakin meningkat," tegas dia.
Gubernur Khofifah optimis, benih padi jenis baru yang diberi nama Kreasi Insan Petani (KIP) menjadi harapan baru bagi para petani di Ponorogo. Katanya, kualitas benih padi KIP memiliki kuantitas minimal 12 ton dalam ukuran lahan penanaman satu hektar.
Baca juga:
Banyuwangi Genjot Program SMS PISAN, Tingkatkan Produktivitas Sapi Indukan
"Para petani bisa mengakses bibit yang bisa memberikan jaminan terhadap peningkatan produktivitas yang semakin signifikan dan memungkin bisa diperoleh di masing-masing hektar tanah," paparnya.
Dia juga meyakini, hasil benih KIP akan berpengaruh terhadap produktivitas petani untuk setiap hektarnya.
"Saya rasa dari varietas yang sedang berpanen ini, akan memberikan harapan para petani dalam meningkatkan produktivitas dari gabah dan juga beras. Tentu kita akan melihat ikhtiar untuk memenuhi kebutuhan alat-alat pertanian, baik combi (mesin pemotong padi), kemudian dryer," ucapnya.
Baca juga:
Rakor di Kota Batu, Kementan Dorong Peningkatan Produktivitas Padi lewat UPJA
Dia menyebut, kebutuhan alat-alat pertanian bagi petani se Jatim akan segera dipemetakan secara detail. Hal ini akan menjadi tantangan bagi Pemprov Jatim dan seluruh pemerintah daerah di Jatim.
"Kalau ada dryer kandungan airnya semakin rendah. Setelah itu beras yang pecah akan semakin kecil. Semua akan memberikan efek kualitas beras yang dihasilkan," tandasnya.