Pixel Codejatimnow.com

Ini Penyebab Gempa 6,7 yang Mengguncang Kabupaten Malang Menurut Peneliti ITS

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Farizal Tito

jatimnow.com - Peneliti senior Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Dr Ir Amien Widodo menyebut penyebab gempa magnitudo 6,7 yang mengguncang wilayah Kabupaten Malang terjadi karena adanya aktivitas zona subduksi.

Itu terbentuk akibat tumbukan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia. Tumbukan lempeng tersebut terjadi sekitar 200 kilometer dari Pantai Selatan Jawa.

"Karena posisi tumbukan miring, maka sepanjang jalur tumbukan dua lempeng tersebut terjadilah gempa," terang Amien yang juga menjadi dosen Departemen Teknik Geofisika ITS, Minggu (11/4/2021).

Menurutnya, kejadian ini adalah hal yang lumrah mengingat letak geografis Indonesia berada di pertemuan tiga lempeng utama dunia, yaitu Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, gempa yang tidak berpotensi tsunami ini terasa hingga di 17 kabupaten/kota di Jawa Timur.

Dilansir dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di 90 kilometer barat daya Kabupaten Malang dan berpusat di Laut Banda yang berada di lepas pantai dengan kedalaman 25 kilometer.

"Titik gempa ini memang sudah lumrah menjadi penyebab terjadinya gempa di daerah sekitarnya," ungkap Amien Widodo.

Baca juga:
Ketika 4 Kampus di Jatim Serukan Pilpres 2024 Cacat Demokrasi

Ia menambahkan, tumbukan dua lempeng tersebut terus mengalami pergesaran yang kecepatannya mencapai 7 sentimeter per tahun. Pergeseran akan terus terjadi hingga ada bagian tumbukan yang pecah dan menimbulkan gempa.

"Jalur tumbukan ini berada dari daerah Banten hingga Banyuwangi," ungkap alumnus Universitas Gadjah Mada ini.

Beruntung, gempa 6,7 skala richter ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Hal ini disebabkan karena pergeseran lapisan terjadi secara horizontal dan tidak menyebabkan gelombang tinggi air laut.

Baca juga:
2 Universitas Rusia Buka Kantor Representatif di ITS Surabaya, Ini Tujuannya

Amien Widodo juga berharap kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk lebih waspada dan mengenali potensi-potensi bencana alam agar mampu meminimalisir korban jiwa.

"Indonesia terletak di daerah rawan bencana alam, maka masyarakat harus bisa mengenali ancaman-ancaman ini dan beradaptasi dengannya," pungkasnya.