Pixel Codejatimnow.com

Boyongan Para Pedagang ke Pasar Legi Ponorogo Ditunda, Ini Kendalanya

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Mita Kusuma
Bangunan baru Pasar Legi Ponorogo
Bangunan baru Pasar Legi Ponorogo

jatimnow.com - Boyongan para pedagang ke Pasar Legi, Ponorogo yang direncanakan hari ini, Jumat (4/6/2021), batal dilakukan. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab batalnya boyongan tersebut.

"Memang masih ada beberapa kendala, sehingga pedagang belum bisa boyong. Baik itu dari pedagang pasar relokasi, pasar stasiun, pedagang pasar lanang," ujar Kepala Bidang (Kabid) Pasar, Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM (Disperdagkum) Ponorogo, Fitri Nurcahyo.

Menurut Nurcahyo, pihaknya juga menjalankan petunjuk Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko yang meminta untuk melakukan penundaan boyongan.

"Karena petunjuk pak bupati, pedagang menyadari," ungkapnya.

Selain itu, lanjut Nurcahyo, juga ada kendala lelang untuk sekuriti dan cleaning service, yang hingga kini belum rampung. Sehingga belum ada sekuriti maupun cleaning service.

Baca juga:  Pedagang Pasar Legi Ponorogo Dijadwalkan Boyongan Juni 2021

Baca juga:
Disperdagkum Sebut Harga Beras di Ponorogo Mulai Turun

"Lelang juga belum, karena masih di dalam badan pengadaan lelang. 22 hari ini, nanti berkontrak dengan perdakum setelah itu mulai 1 Juli sudah ada sekuriti dan cleaning service. Jika lelang gagal tentu akan ada penunjukkan langsung," bebernya.

Nurcahyo menyebut bahwa saat ini beberapa infrastruktur sudah ready, seperti rambu dan peta zonasi hampir 90 persen terselesaikan dan terpasang. Nantinya boyongan dilakukan bertahap dengan prioritas pedagang Pasar Legi lama di lantai 1, pada hari pertama dan kedua.

Nurcahyo mengaku, nanti hanya pedagang yang mempunyai identitas yang diperbolehkan masuk. Untuk masyarakat umum masih belum diperbolehkan, sambil menunggu kesiapan pedagang 50-70 persen.

Baca juga:
Stok Beras SPHP Sempat Kosong, Ini Penjelasan Bulog Ponorogo

Perihal kapan pindah, besar kemungkinan akan dijadwalkan pada bulan Dzulhijjah dalam tahun Islam.

"Bulan besar dalam penanggalan tahun Jawa," pungkasnya.