Pixel Code jatimnow.com

Viral Video Pelajar SMK Corat-coret Gapura dan Jalan di Kawasan Bromo-Tengger

Editor : Sandhi Nurhartanto   Reporter : Moch Rois
Tangkapan layar video yang viral
Tangkapan layar video yang viral

jatimnow.com - Sebuah video yang merekam para pelajar SMK mencorat-coret gapura selamat datang di kawasan wisata Bromo-Tengger dan aspal jalan menggunakan cat semprot di Jalan Raya Tosari-Puspo, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan menjadi viral di media sosial (medsos).

"Yaopo lek ngene iki wes, lah iki, ono SMK Pasuruan, SMK PGRI, iki embong-embonge ditulisi. Iki SMKN 1, panik gak, apik tulisanmu lur, PGRI Pasuruan, Lulus, SMK, yo opo ngene iki, gak melok duwe tembok dioret-oret ngene iki, deloken !, (Bagaimana ini, lha ini ada SMK Pasuruan, ada SMK Pasuruan. Ini SMK PGRI, jalan-jalan ditulisi, lihat ini SMKN 1, panik gak, bagus tulisanmu lur, Lulus, SMK, bagaimana seperti ini, tidak ikut membangun kok tembok dicoret-coret seperti ini, lihatlah!," kata seorang pria dalam video berdurasi 55 detik itu.

Selain video, beberapa akun Instagram yang mengupload video tersebut mengaitkan jika ada 24 pelajar berseragam sekolah berfoto bersama di bawah gapura tersebut adalah para siswa yang melakukan vandalisme di kawasan itu.

"Katanya berpendidikan? Lha kok malah merusak fasilitas?. Entar nangis (kalau ditangkap)," tulis akun Pasuruanapik dalam postingan instagramnya.

Baca juga:
Viral Temuan Jenazah di Tulungagung, Korban Pembunuhan?

Camat Tosari, Kabupaten Pasuruan, Edy Prianto, membenarkan jika tugu selamat datang di Desa Baledono menjadi korban vandalisme para pelajar yang merayakan lulusan.

"Kejadian vandalisme itu terjadi Selasa (8/6) siang kemarin," jelas Camat Tosari, Edy Prianto, Rabu (9/6/2021).

Baca juga:
Viral, 3 Siswi jadi Korban Bullying dari 7 Teman Sebaya di Sidoarjo

Edy membenarkan jika masyarakat Tosari dibuat geram dengan aksi vandalisme tersebut. Namun, jajaran Muspika Tosari lebih ingin tindakan yang edukatif untuk menyelesaikan ulah para pelajar yang diduga berasal dari beberapa sekolahan menengah atas di Kota Pasuruan.

"Kami tidak menyebutkan nama-nama SMK karena tidak ada bukti, yang ada hanyalah coretan. Dari coretan itu mereka (pihak sekolahan) kita undang. Mereka kami undang atas nama SLTA yang peduli tentang anti aksi vandalisme, untuk melakukan pengecatan ulang" tandasnya.