Pixel Code jatimnow.com

Ekstrak Tanaman Okra Berpotensi Bantu Keberhasilan Kemoterapi Kanker Hati

Editor : Sandhi Nurhartanto   Reporter : Farizal Tito
Prof. Win Darmanto (foto: istimewa)
Prof. Win Darmanto (foto: istimewa)

jatimnow.com – 80 persen kasus kanker hati terjadi di negara sedang berkembang seperti Afrika Tengah, Asia Timur, Asia Tenggara, dan salah satunya di Indonesia.

Kanker hati merupakan penyakit yang pertumbuhannya tidak terkontrol dari sel-sel ganas yang dihasilkan dari sel-sel abnormal pada hati (primer) maupun akibat dari penyebaran kanker dari bagian tubuh lain (sekunder).

Dalam dunia pengobatan kanker, sejauh ini operasi dan kemoterapi masih merupakan metode terapeutik utama disamping metode pencegahan seperti imunisasi Hepatitis B.

Dosen Fakultas Sains dan Teknologi Unair Surabaya, Prof Win Darmanto, M.Si., Ph.D beserta rekan penelitinya Dr. Suhailah Hayaza, Ph.D mengatakan, penerapan obat terapeutik memiliki beberapa efek samping, yaitu penekanan hemopoietik, efikasi yang terbatas, imunotoksisitas dan resistensi obat.

Kondisi ini kemudian memunculkan berbagai pengembangan strategi pengobatan baru yang tidak toksik dan memiliki tingkat efikasi atau kemanjuran yang cukup tinggi untuk mengobati kanker, yaitu dengan pengendalian sistem immune.

"Imunoterapi yang saat ini sedang dikembangkan adalah penggunaan tanaman herbal sebagai salah satu upaya mengatur kinerja sistem imun pasien kanker," ungkap Prof. Win Darmanto dalam siaran pers ke redaksi, Selasa (15/6/2021).

Menurutnya, kandungan tanaman yang berfungsi sebagai immunomodulatory adalah tanaman Okra.

Tanaman Okra atau yang disebut dengan Okra Raw Polysaccharide Extract (ORPE) memiliki kemampuan dalam mengaktivasi faktor transkripsi nuclear factor kappa-light-chain-enhancer of activated B cells (NF-B) dari sel normal.

Baca juga:
Kisah Veryl Hasan, Dosen FPK Unair Temukan Spesies Ikan Baru di Kalimantan

"Aktivasi NF-B dapat meningkatkan transkripsi gen yang terkait dengan produksi sitokin yang diperlukan untuk mengaktivasi sel imun baik sel imun innate maupun adaptif," tuturnya.

Pemberian ORPE menunjukkan efek immunosuppressant terhadap makrofag. Semakin tinggi dosis ekstrak yang diberikan, persentase makrofag semakin rendah.

Sel Treg merupakan bagian dari sel T-helper CD4+ yang fungsinya adalah untuk menekan respon imun dan mempertahankan toleransi diri. Penurunan pada jumlah sel Treg merupakan salah satu kunci kesuksesan pengobatan kanker.

"Fungsi ORPE sebagai immunostimulant ditunjukkan pada kemampuannya dalam meningkatkan aktivasi dari sel Natural Killer (sel NK). Sel NK merupakan bagian dari sistem imun innate yang dapat menginduksi kematian sel tumor," jelasnya.

Baca juga:
Mahasiswa Unair Ikhlas Temukan Senyawa Obat Cegah Sel Kanker

Peningkatan jumlah sel NK setelah pemberian ORPE, sambungnya, diharapkan dapat meningkatkan kematian pada sel kanker itu sendiri.

Fungsi ganda atau dual role yang dimiliki ORPE sebagai imunostimulator maupun imunosupresor merupakan kondisi yang menguntungkan dan jarang ditemui pada tanaman herbal lain.

Sehingga, penemuan ini mampu menjadi dasar yang baik untuk pengembangan nutraceutical yang dapat dikonsumsi oleh semua kalangan guna meningkatkan kelangsungan hidup dari pasien kanker hati yang sedang menjalani kemoterapi.