Pixel Code jatimnow.com

Fenomena Hujan di Musim Kemarau, Begini Penjelasan BMKG

Editor : Arina Pramudita   Reporter : Zain Ahmad
Ilustrasi awan, (Foto dokumentasi)
Ilustrasi awan, (Foto dokumentasi)

jatimnow.com - Cuaca mendung dan hujan di beberapa wilayah di Jawa Timur, diungkap Badan Meteorologi, KLimatologi dan Geofisika (BMKG), akan berlangsung beberapa hari ke depan.

Cuaca tak menentu di meski kemarau yang diperkirakan hingga Oktober 2021, ini diakibatkan adanya fenomena gelombang yang terjadi di lautan.

"Penyebab kondisi cuaca di Jatim yang tak menentu karena gangguan gelombang equatorial rossby (ER). Gelombang ini merupakan fonemena gelombang yang terjadi di fluida (atmosfer/lautan), yang berotasi secara berpasangan dan bergerak ke arah barat di sekitar kawasan ekuator," kata Teguh tri susanto, S. Si. MT, selaku Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I juanda Sidoarjo.

Dengan kondisi demikian, kata Teguh, sehingga beberapa daerah di Jatim mengalami cuaca buruk. Tak hanya itu, gelombang ini memiliki karakteristik membawa massa udara bersifat basah.

Hal ini membuat wilayah yang dilaluinya akan sering mengalami kondisi cuaca hujan atau setidaknya mendung. Sebagian besar di Jatim masih mengalami iklim masa musim kemarau.

Baca juga:
Prakiraan Cuaca Surabaya Jumat 22 November: 12 Wilayah Diguyur Hujan

"Untuk sebagian besar Jawa Timur termasuk Surabaya kalau dari prakiraan klimatologi atau iklim masih dalam masa musim kemarau," jelasnya.

Menurut Teguh, gelombang ER terjadi secara periodik diprakirakan hingga tanggal 15 September saja.

"Potensi hujan yang terjadi lebih disebabkan adanya gelombang rossby dan anomali suhu muka laut. Pengaruh rossby masih bertahan hingga 15 September nanti," sebutnya.

Baca juga:
Prakiraan Cuaca Surabaya Selasa 19 November: Jangan Jemur Baju Dulu!

Tak hanya itu, kondisi curah hujan wilayah Jatim di dasarian I September 2021 masuk dalam kriteria rendah.

Sedangkan curah hujan pada dasarian II September 2021, diprakirakan kurang dari 50 mm dengan peluang lebih dari 80 persen di bagian utara Jatim dan Madura.