Pixel Codejatimnow.com

Kisah Misteri Kampung Pitu di Pacitan, Hanya Boleh Berdiri 7 Bangunan Rumah

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Mita Kusuma
Kampung Pitu di Pacitan
Kampung Pitu di Pacitan

jatimnow.com - Kawasan Kampung Pitu yang berada di Dusun Krajan Kidul, Desa Temon menjadi kawasan terpencil di Kabupaten Pacitan.

Lokasinya tidak begitu jauh dari hiruk pikuk kota kelahiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau berjarak 15 kilometer dari pusat kota.

Kepala Dusun Krajan Kidul, Sri Wahyuni menceritakan nama Kampung Pitu karena di lingkungan setempat tidak boleh ada rumah lebih dari 7 rumah.

"Kalau kepala keluarganya lebih dari 7, terdiri dari 30 warga," ujar Sri Wahyuni kepada jatimnow.com, Jumat (8/10/2021).

Ia menyebutkan, jika ada warga yang ingin membangun rumah baru di lingkungan setempat maka bakal ada masalah. Entah itu ada keluarga yang sakit maupun rumah tangga yang kerap bertengkar.

"Katanya sih kutukan. Namu kami cuma bisa berharap segera berakhir kutukan itu," harapnya.

Ia mencontohkan, di Tahun 2021 ada salah satu warga yang ingin membangun rumah baru di Kampung Pitu. Namun yang membangun rumah harus pergi dari lokasi karena pemilik bertengkar dengan keluarganya.

Baca juga:
Cerita Dunia Lain di Sungai Simo Hilir Surabaya, Tempat Remaja Tewas Tenggelam

"Eh keluarganya bertengkar. Akhirnya memilih untuk tidak membangun rumah daripada ada hal-hal yang tidak diinginkan," terangnya.

Diakuinya, Kampung Pitu belum bisa berkembang karena tidak ada bangunan baru. Pasalnya kepercayaan yang masih dipegang teguh di kampung tersebut.

Perihal penduduk, Sri menjelaskan dalam satu lingkungan 30 warga itu merupakan satu kerabat keluarga.

"Jadi kalaupun pendatang pun, istri atau suaminya pasti asli orang situ. Warganya tambah rumahnya tetap 7 saja," lanjut dia.

Baca juga:
Perjalanan Ganjil Ojol di Surabaya: Jalanan Mendadak Gelap, Berubah Jadi Makam

Karena terpencil dan adanya mitos itu, maka jalur ke Kampung Pitu tidak bisa dilalui dengan mudah dan hanya bisa dilewati roda dua saja. Saat ini, untuk melepas mitos tersebut ada pembangunan jalur kendaraan.

"Roda empat bisa. Roda dua juga bisa. Tapi memang tidak sebagus di kota jalannya," pungkasnya.