Pixel Codejatimnow.com

24 Titik Situs Sejarah Suku Austronesia Teridentifikasi di Banyuwangi

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Zain Ahmad
Bayu Ari Wibowo, Tenaga Ahli Arkeologi Kepurbakalaan Disbudpar Banyuwangi, saat konferensi pers di Hotel Mirah Banyuwangi pada Sabtu (6/11/2021)
Bayu Ari Wibowo, Tenaga Ahli Arkeologi Kepurbakalaan Disbudpar Banyuwangi, saat konferensi pers di Hotel Mirah Banyuwangi pada Sabtu (6/11/2021)

Banyuwangi - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi bersama Balai Arkeologi Yogyakarta mengidentifikasi 24 titik situs sejarah suku Austronesia di Bumi Blambangan.

"Saat ini di Banyuwangi sudah ada 24 titik situs. Masih kami lakukan penelitian dan perlindungan. Karena ke depan, kami akan membuat museum terbuka," jelas Tenaga Ahli Arkeologi Kepurbakalaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Bayu Ari Wibowo saat konferensi pers di Hotel Mirah Banyuwangi, Sabtu (6/11/2021) lalu.

"Untuk temuan artefak disimpan di Jogja, kemudian ada disimpan di museum juga, yang saat ini sudah hampir jadi. Di daerah Kedunglembu," tambahnya.

Menurut Bayu, 24 titik situs itu akan diberikan perlindungan. Pihaknya juga sudah melakukan pencatatan, registrasi dan akan ditindaklajuti sebagai cagar budaya.

"Tapi sementara penelitian kami berhentikan, karena Pandemi Covid-19. Tapi nanti tetap kami lanjutkan, setelah semuanya normal kembali," jelas dia.

Untuk konservasi Alas Purwo, Bayu mengatakan pihak Disbudpar Kabupaten Banyuwangi akan membangun museum di sana.

"Konservasi Alas Purwo sendiri, kami dari dinas sudah menginisiasi harus ada museum. Karena sudah ada museum di sana," papar lulusan Arkeolog Universitas Udayana itu.

"Kami dalam hal ini juga melibatkan warga Banyuwangi untuk mengamankan cagar budaya. Tentunya kami terus melakukan sosialisasi dan mengajak mereka bila ada temuan untuk segera dilaporkan," sambung Bayu.

Bayu menjelaskan, suku atau masyarakat Austronesia mulai ke ujung timur Pulau Jawa sekitar abad 3500-1300 sebelum Masehi.

Mereka kemudian mengkoloni di daerah Alas Purwo, Kalibaru hingga ke Kedunglembu. Kemudian berkembang hingga daerah Jawa Tengah, pesisir Kebumen hingga ke daerah Indramayu, Jawa Barat.

"Jadi awalnya itu masuk di Banyuwangi. Kemudian bermigrasi ke daerah-daerah lainnya di Indonesia. Seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat," pungkasnya.