Pixel Codejatimnow.com

Tiga Hari Hilang, Nelayan Pasuruan Tenggelam di Perairan Telocor Belum Ditemukan

Editor : Arina Pramudita  Reporter : Moch Rois
Tim melakukan pencarian nelayan asal Pasuruan yang dilaporkan hilang sejak Kamis. (Foto: Istimewa)
Tim melakukan pencarian nelayan asal Pasuruan yang dilaporkan hilang sejak Kamis. (Foto: Istimewa)

Sidoarjo - Tiga hari dilaporkan hilang di perairan Laut Telocor, nelayan asal Pasuruan belum juga ditemukan. Seluruh potensi tim yang diterjunkan ke lokasi, masih melakukan pencarian.

"Sampai saat ini, 3 hari pencarian masih belum menemukan jasad korban," jelas Kasat Polair Polres Pasuruan, AKP Winardi, Sabtu (13/11/2021).

Baca juga: Nelayan asal Pasuruan Hilang Tenggelam di Perairan Telocor Sidoarjo

Winardi menerangkan, ada 5 regu yang berjibaku mencari korban di perairan laut Sidoarjo. Mulai dari regu Basarnas, Polair Polres Pasuruan, BPBD Kabupaten Pasuruan, BPBD Kota Pasuruan dan warga sekitar yang sukarela membantu.

"Regu yang memakai perahu karet menyisir 300 meter sampai 400 meter dari titik korban tenggelam. Sedangkan kapal Polairud menyisir tengah laut perairan Sidoarjo ke timur sampai Pelabuhan Pasuruan," bebernya.

Dari hasil analisa di TKP, petugas pencarian menduga jika tubuh korban yang tenggelam sudah terseret arus dari muara sungai ke tengah laut.

Baca juga:
1 Nelayan Ditemukan Meninggal Dunia, usai Hilang Selama 2 Hari

"Diindikasikan korban sudah terseret arus dari muara sungai ke laut. Besok kita akan lanjut melakukan pencarian. Sesuai SOP, pencarian akan dilakukan selama 7 hari," tandasnya.

Sebelumnya, seorang nelayan asal Pasuruan dilaporkan hilang di Perairan Laut Telocor, Sidoarjo, sekitar pukul 11.00 WIB, Kamis (11/11/2021).

Nelayan itu diketahui bernama Mohammad Nasyik (26), asal Dusun Kebonsawah, Desa Kalirejo, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan.

Baca juga:
Kapal Ikan Terbalik di Pamekasan karena Cuaca Buruk, 2 Nelayan Hilang

Berdasar hasil keterangan yang diterima polisi, saat itu korban melaut bersama dua tetangganya, yaitu Ulum, pemilik perahu dan Khumaidi.

Khumaidi berada di tengah dan Ulum sebagai juru kemudi. Sementara korban, berdiri di ujung perahu memegang bilah bambu panjang untuk mengarahkan juru kemudi mengikuti alur jaring.

Di tengah aktivitas, bambu yang dipegang korban patah hingga mengakibatkannya jatuh ke laut dan tenggelam.