Surabaya - Wakil Komisi D DPRD Surabaya Ajeng Wira Wati mendatangi Rt 05 Rw 02, Kelurahan Airlangga, Kecamatan Gubeng, untuk menengok kondisi balita stunting.
Kondisi ekonomi yang pas-pasan membuat balita dengan nama Surya itu juga menderita down syndrome.
Dalam kunjungannya, Ajeng didampingi Kasi Kecamatan, Kepala Kelurahan, Ketua RW dan Ketua RT, sekaligus membagikan paket sembako, vitamin, dan susu kepada keluarga Sriasih.
Menurut Ajeng, saat ini kasus Stunting di Kota Pahlawan masih tinggi bahkan berada di angka ribuan.
"Memang tidak semua stunting bersamaan dengan disabilitas dan down syndrome. Tetapi tetap harus diantisipasi apalagi ada efek baby boom saat Pandemi Covid-19," kata Ajeng, Kamis (25/11/2021).
Ia menegaskan perlu adanya sinergitas antar OPD dalam penanganan stunting di Surabaya. Sehingga tidak hanya Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya dan kelurahan yang harus kerja keras.
Baca juga:
Komisi B Usulkan BUMD Baru: PT Estetika Surya Surabaya
Apalagi keterpurukan ekonomi di tengah Pandemi Covid-19 mengancam kurangnya asupan gizi bagi para balita di Surabaya.
"Kasus stunting dengan disabilitas di masa pandemi saya harap tidak terpinggirkan. Pemkot harus perkuat kinerja, harus tetap diperhatikan. Kegiatan monitoring dari kader kesehatan saya harap tetap maksimal di masa pandemi," tegas politisi Gerindra itu.
Ajeng menyarankan kepada Pemkot Surabaya untuk lebih kerja keras menangani stunting di Surabaya. Jika perlu turun langsung di setiap kelurahan untuk mengedukasi para ibu.
Baca juga:
Maling Meteran PDAM di Surabaya Meresahkan, DPRD Minta Warga Bersuara
Sehingga, terlepas asupan gizi dan permakanan yang disupport pemerintah, para ibu bisa mendapat edukasi yang cukup tentang pola asuh dan pencegahan stunting di Surabaya.
"Kasus stunting bisa diminimalisir dengan pendekatan keluarga. Dengan pentingnya merencanakan kehamilan, memperhatikan asupan gizi bumil dan memberikan ASI 2 tahun," tandasnya.