Pixel Code jatimnow.com

Dorong Minat Baca di Jatim, Khofifah Minta Perpustakaan Berjalan Dimaksimalkan

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Farizal Tito
Khofifah minta perpustakaan berjalan dimaksimalkan
Khofifah minta perpustakaan berjalan dimaksimalkan

Surabaya - Lomba adu gagasan inovasi guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah atau GTK Creative Camp (GCC) Batch 2 telah berakhir. Dari kejuaraan tersebut diperoleh 69 juara dengan 11 kategori.

Untuk kategori apresiasi penulisan buku fiksi dan nonfiksi tersaring masing-masing sepuluh karya terbaik yang akan dibukukan.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, GGC adalah upaya dinas pendidikan untuk terus mengeksplor talenta dan potensi efektif para guru dan tenaga kependidikan (tendik).

"Dengan begitu, kualitas dan inovasi dari guru dan tendik akan terus meningkat seiring waktu," ujar Khofifah, Rabu (1/12/2021).

Mantan Menteri Sosial itu menjelaskan, berdasarkan data yang diperoleh, Jatim masih berada di peringkat ke 25 dari 34 provinsi dengan 24,32 poin untuk literasi membaca.

Berkaca pada data itu, artinya literasi membaca di Jatim masih rendah. Hal itu berbanding terbalik dengan infrastruktur taman bacaan dan perpustakaan berjalan yang mendapat poin tertinggi di Indonesia.

"Itu ada anomali. Jadi, mari bersama-sama menjaga ritme minat dan cinta membaca. Taman bacaan dan perpustakaan berjalan harus dimaksimalkan," tuturnya.

Baca juga:
Pemkot Pasuruan Launching Aplikasi Pasuruan Book's Of Digital

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Wahid Wahyudi menyebut, GCC Batch 2 merupakan langkah dalam mewujudkan program Jatim Cerdas.

Melalui kegiatan itu, para guru dan tendik bisa meningkatkan kreativitas, inovasi, profesionalisme, kompetensi, kualitas dan jiwa berkompetisi dalam kualitas pendidikan.

"Selama pandemi kita dihadapkan dengan pembelajaran daring. Itu perlu inovasi di antaranya menyiapkan materi pembelajaran yang mudah ditangkap siswa," jelasnya.

Selain itu, adanya GCC para guru dan tendik sudah siap ketika nanti ada kompetisi serupa. Ekspektasi dan realita pada pandemi yang dilewati bisa memunculkan karya-karya inovasi terbaik.

"Lomba di era pandemi ini merupakan ujian gotong royong semua pihak untuk membangun semangat pantang menyerah guru dan tendik untuk tetap berinovasi dari rumah dengan penuh integritas," pungkas Wahid.