Pixel Code jatimnow.com

Pohon Tumbang Timpa Mobil Akibat Hujan Angin di Kota Malang

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Achmad Titan
Mobil tertimpa pohon tumbang akibat hujan angin di Kota Malang (Foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)
Mobil tertimpa pohon tumbang akibat hujan angin di Kota Malang (Foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)

Malang - Hujan deras disertai angin kencang menerjang sejumlah wilayah di Kota Malang sekitar pukul 13.00 WIB, Kamis (23/12/2021). Beberapa pohon dilaporkan tumbang menimpa kendaraan.

Sementara puting beliung dilaporkan terjadi di Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Akibatnya, beberapa atap rumah warga porak-poranda.

Seperti disampaikan Gugun Daud, salah satu korban yang mobilnya tertimpa pohon di Kecamatan Klojen. Saat itu dirinya sedang istirahat untuk makan siang, tiba-tiba hujan turun disertai angin.

"Saat itulah tiba-tiba pohon tumbang dan menimpa mobil Avansa milik saya hingga bagian atasnya rusak parah," ungkap Gugun.

Sementara pengendara motor bernama Rafli Firmansyah yang hendak menuju Kota Batu dari Kota Malang menyebut bahwa dirinya memutuskan untuk berhenti saat hujan, lantaran angin cukup kencang.

Baca juga:
Hujan Angin Terjang Lamongan, Rumah hingga Pasar Rusak

"Lebih baik berhenti dan berteduh dulu, biar aman, bahaya. Ini tadi tidak gerimis, hujan langsung turun cukup deras. Bahkan ada yang berbentuk batu es," bebernya.

Kepala Stasiun BMKG Malang, Anung Suprayitno menjelaskan bila cuaca ekstrem berupa hujan lebat bercampur es, badai guntur dan puting beliung yang terjadi disebabkan adanya awan cumulonimbus (CB) yang terbentuk akibat pemanasan terik pada siang hari.

"Awan CB pada tahap matang mengalami pendinginan (kondensasi) ekstrem sehingga berpotensi turun masih dalam bentuk partikel es. Hujan es hanya berasal dari awan CB, tetapi tidak setiap awan CB menimbulkan hujan es atau hail," papar dia.

Baca juga:
Puluhan Rumah hingga Masjid di Lamongan Rusak Diterjang Hujan Es

Menurutnya, fenomena hujan es bersifat sangat lokal, kisaran 5 hingga 10 kilometer, dalam waktu yang singkat serta memiliki kemungkinan kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama.

"Terjadinya cuaca ekstrem adalah hal yang lumrah pada masa pergantian musim hingga musim hujan. Masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap fenomena cuaca ekstrem beserta potensi dampak yang ditimbulkan, terutama di area yang rawan bencana hidrometeorologi," tandasnya.