Pixel Code jatimnow.com

Jatim Memilih

Mereka 'The Power of Emak' di Jawa Timur

Editor : Budi Sugiharto  

jatimnow.com- Terdapat 10 kepala daerah maupun calon kepala daerah di Jawa Timur dari kaum perempuan.  'The Power of Emak' mungkin sebutan yang cocok  bagi mereka.

Ke 10 perempuan yang menduduki posisi jabatan politik itu merata dari kepala daerah/wakil kepala daerah di tingkat provinsi, kabupaten maupun kota.

Pilkada Serentak 27 Juni 2018 menambah daftar panjang, perempuan yang berhasil menyisihkan calon laki-laki.

Berikut ini  daftar'The Power of Emak' yang akan atau sudah menduduki jabatan kepala daerah di Jawa Timur. Daftar nama mereka ini juga viral di media sosial.

1. Khofifah Indar Parawansa, sementara ini unggul di Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Timur 2018. Cagub yang berpasangan dengan Emil Dardak ini mengungguli paslon Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno.

2. Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya. Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini terpilih dua periode. Periode ke dua menjabat Tahun 2011 hingga 2021.

3. Faida, Bupati Jember. Faida bupati pertama di Jember dari kaum 'emak'. Dia menjabat sebagai Bupati Jember sejak 2016.

4. Haryanti Sutrisno, Bupati Kediri periode 2016-2021. Pada Pemilihan Bupati Kediri 2015, istri pertama Bupati Sutrisno (Bupati Kediri sebelumnya) memenangkan pertarungan dengan istri kedua dan ketiga Bupati Sutrisno, Sayekti dan Aisya Ulfa Syafii.

5. Dewanti Rumpoko, Wali Kota Batu. Dewanti terpilih di Pilwali Batu 2017, dan melanjutkan kepemimpinan suaminya Eddy Rumpoko yang sudah dua periode menjabat Wali Kota Batu.

6. Rukmini Buchori, Wali Kota Probolinggo. Istri Buchori-Wali Kota Probolinggo ini memenangkan Pilwali Probolinggo 2013. Namun, mantan politisi DPR RI dari PDIP ini tak ikut kontestasi di Pilwali Probolinggo Tahun 2018.

7. Puput Tantriana Sari, Bupati Probolinggo. Istri mantan Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin ini unggul sementara di Pemilihan Bupati Probolinggo Tahun 2018. Jika KPU sudah menetapkannya sebagai bupati terpilih, maka Tantri akan dua periode menjabat Bupati Probolinggo.

8. Mundjidah Wahab unggul sementara di Pemilihan Bupati Jombang Tahun 2018. Pada Pilbup Jombang tahun 2013, Mundjidah yang berpasangan dengan calon bupati Nyono Suharli. Namun, pada Pilbup Jombang 2018, dua pasangan ini pecah. Nyono maju lagi sebagai calon bupati. Mundjidah juga maju sebagai calon Bupati Jombang. Hasil sementara, Mundjidah yang berpasangan dengan cawabup Sumrambah, unggul di Pilbup Jombang Tahun 2018.

Baca juga:
Erji Disebut Kurang Percaya Diri, MAJU Tidak Merasa Kalah

9. Ita Puspita Sari, unggul sementara di Pemilihan Wali Kota Mojokerto Tahun 2018. Bersama pasangan cawabup Achmad Rizal Zakaria, adik Bupati Mojokerto sementara ini memenangi Pilwali Mojokerto.

10. Anna Mu'awanah, politisi DPR RI dari PKB yang maju sebagai Calon Bupati Bojonegoro berpasangan dengan Calon Wakil Bupati Budi Irawanto dari PDIP, sementara ini unggul di Pemilihan Bupati Bojonegoro 2018 menyisihkan tiga rivalnya, diantaranya istri Bupati Bojonegoro Suyoto, Mahfudhoh yang berpasangan dengan Cawabup Kuswiyanto dari PAN.

Anna Mu'awanah saat dihubungi mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Bojonegoro yang sudah lama merindukan perubahan.

"Ini kemenangan seluruh masyarakat Bojonegoro. Terima kasih banyak telah memberi kepercayaan kepada kami," kata Anna kepada jatimnow.com, Sabtu (30/6/2018).

Menanggapi fenomena The Power of Emak, Anna menjadikan hal tersebut sebagai spirit untuk menuju cita-cita menjadikan Bojonegoro yang jauh lebih baik lagi.

"Hanya itu modalku," tegas Anna.

Cabup Bojonegoro Anna Mu'awanahbuka puasa di pinggir jalan

Baca juga:
Video: Habaib di Surabaya Dukung Machfud Arifin Jadi Wali Kota

Selama kampanye, Anna nekad belusukan ke dusun-dusun terpencil di Bojonegoro.  Kadang ia harus menempuh dengan jalan kaki 8 Kilometer pada pukul 22.00 Wib hingga pukul 02.00 dinihari.

Ia begitu prihatin merasakan kondisi infrastruktur jalan yang belum dibangun. "Pelosok yang paslon yang tidak berani masuk, ku masukin semua jalan kaki puluhan kilometer. Kita dengar sambatnya masyarakat langsung, kita harus dengar dan lihat langsung," katanya.

Belusukan di dusun-dusun pinggiran di berbagai kecamatan itu dilakukan semasa kampanya di Bulan Ramadan.

"Kita buka puasa di pinggir jalan saat turba (turun ke bawah)," ungkap Anna.

Banyak pengalaman yang dirasakan Anna saat menyapa masyarakat yang tinggal di pelosok.


Editor: Budi Sugiharto
Reporter: Rois Jajeli