Lamongan - Sebanyak 161 peserta diklatsar 'Baret Rescue' NasDem Jatim semakin percaya diri diterjunkan ke lokasi tanggap bencana usai beberapa hari mengikuti pelatihan yang digelar mulai 2-11 Maret 2022 di Laguna Wego, Kecamatan Sugio, Lamongan.
"Kami benar-benar dituntut menjadi petugas baret yang siap tegas, siap, dan cepat. Kami juga mendapatkan ilmu yang kita serap, yang Insha Allah bermanfaat untuk kemanusiaan di Indonesia," ujar salah satu peserta Diklatsar asal Jember, Helmy Samrudiansyah, kepada wartawan, Selasa (8/3/2022).
Baca juga: Gelar Diklatsar, NasDem Cetak Kader Muda Tanggap Bencana
Pelatihan diklatsar cukup berat baginya dan rekan-rekan. Namun di sisi lain, ia mengakui jika taktik dalam pertolongan rescue sangat dibutuhkan baik untuk kelompok maupun individu.
"Alhamdulillah, tadinya kita pemuda garda Nasdem yang sangat lemah dalam manajemen dan kekompakan. Selama enam hari di sini, telah terbentuk jiwa korsa, jiwa persatuan, dan memiliki wawasan kebangsaan. Sehingga, kami memiliki jiwa kemanusiaan yang siap menolong orang," katanya.
Selain materi penyelamatan, banyak kesan yang didapatkan selama empat hari menjalani diklat tersebut. Mulai dengan penguatan mental, hingga memahami karakter teman.
Hari pertama hingga ketiga ia lalui dengan berat hati. Ia bersama tim juga mengaku seringkali 'dongkol' karena kerap kali diperintah, dihukum, hingga melakukan aktivitas di luar kemampuan yang dibayangkan.
"Awalnya, pada hari kesatu sampai hari ketiga, kami merasa mendongkol karena kami disuruh-suruh dan push up. Semakin lama kami semakin sadar bahwa kemanusiaan itu butuh mental dan sikap yang kuat untuk bisa mengatasi segala apapun medannya," jelasnya.
"Insha Allah tidak ada yang berat jika mau menikmati, mulai high angle rescue technic (belajar ketinggian), water rescue (permainan di air), dan medical first responing, di mana kita bisa menyikapi korban-korban untuk menyelamatkan nyawa mereka," lanjutnya.
Pelatihan penyelamatan di ketinggan, NasDem Jatim.
Baca juga:
DPW NasDem Jatim Dukung Penuh Pasangan Rahmad di Pilbup Bondowoso
Sementara itu, koordinator pelatihan BASARNAS Brian Gautama mengakui dari diklat tersebut banyak peserta yang tumbang, mengingat hampir seluruhnya tak memiliki kecakapan khusus di bidang penyelamatan.
Meski demikian, ia memandang jika hal tersebut sesuatu yang bisa dimaklumi.
"Banyak yang tumbang. (Tapi) dengan adanya pelatihan seperti ini, kami sebagai instansi pemerintahan di bidang pencarian dan pertolongan merasa sangat terbantu sekali dengan adanya relawan-relawan yang sudah terlatih," ujar Brian.
Materi rescue yang diberikan yakni, penyelamatan dari ketinggian, penyelamatan darat, penyelamatan air, hingga penyelamatan di dasar air.
"Kalau di perairan (water rescue), yaitu bagaimana cara menyelamatan orang yang akan tenggelam. Bagaimana cara bertahan hidup ketika posisi emergency terjadi. Bagaimana cara memberikan bantuan hidup dasar ketika orang tenggelam dan diselamatkan di pinggir dengan diberikan pertolongan pertamanya," jelas Brian.
Baca juga:
Ketua NasDem Jatim Lita Machfud Arifin Ajak Pengurus DPD Gresik Wujudkan Perubahan
"Rekan-rekan baret rescue juga diberikan pelatihan terkait dengan pertolongan korban di ketinggian, seperti di gedung dan tebing dengan berbagai kondisi," lanjut Brian.
Di tempat yang sama, Wakil Ketua Panitia Deny Prasetya berharap, Baret Rescue NasDem Jatim bisa menjadi tenaga pembantu utama di bawah komando Tim SAR dan BPBD.
Terlebih juga mampu ditugaskan setiap saat di lokasi-lokasi rawan bencana di Jawa Timur, seperti Pacitan, Lumajang, Trenggalek ataupun Surabaya yang menjadi langganan banjir setiap tahunnya.
"Dengan panggilan hati dan kemanusiaan, siap untuk diperbantukan. Meskipun kita bagian dari partai nasdem, tetap kita anggap sebagai relawan dan tetap satu komando kepada BPBD daerah setempat. Kapasitas saat ini, target 38 Kabupaten Kota. Harapannya terpenuhi semua terutama yang berpotensi seperti Lumajang, Jember, Pacitan, dan Surabaya yang sering banjir," kata Deny yang kini menjabat anggota Komisi D di DPRD Jatim.