Pixel Code jatimnow.com

Harga Minyak Goreng Curah Mahal, Pengusaha Kerupuk di Jombang Kelimpungan

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Elok Aprianto
Produsen kerupuk asal Desa Sebani, Kecamatan Sumobito. (Foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)
Produsen kerupuk asal Desa Sebani, Kecamatan Sumobito. (Foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)

Jombang - Harga minyak goreng curah naik, hingga Rp19.500 di pasaran, membuat sejumlah pengusaha kerupuk di Kabupaten Jombang kelimpungan.

Meski harga sudah naik di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, namun pengusaha kerupuk mengeluh kesulitan mencari minyak goreng curah di pasar.

Seperti yang dialami pengusaha kerupuk di Desa Sebani, Kecamatan Sumobito, Jombang. Mereka terpaksa harus memutar otak agar bisa tetap produksi.

Muhammad Saefudin selaku produsen kerupuk di Desa Sebani, mengeluhkan tingginya harga minyak goreng baik kemasan maupun curah.

"Imbas dari harga minyak goreng yang mahal dan sulit dicari, sangat terasa. Karena usaha ini sangat bergantung pada minyak goreng," ujar Saefudin, Selasa (22/3/2022).

Ia mengaku, imbas dari sulitnya mencari minyak, ia harus meliburkan usahanya selama tiga hari.

"Pas langka-langkanya minyak goreng kemarin. Sempat tidak produksi selama tiga hari,” ucapnya.

Namun, Saefudin tetap merasa pusing, setelah minyak goreng curah sudah ada stok, tapi harganya kembali tinggi.

Untuk sat ini, Saefudin menyebut, harga minyak goreng curah mencapai Rp19.500 per Kg. Padahal pemerintah sudah menetapkan harga ecer tertinggi (HET) sebesar Rp15 ribu per Kg.

"Kalau tidak produksi itu kasihan juga pegawai dan saya pun tidak mendapat pemasukan. Jadi saya memutuskan untuk tetap melanjutkan produksi," ungkapnya.

Baca juga:
Polisi Bongkar Produsen Minyakita Palsu di Malang, Cek Sebelum Membeli

Ia mengaku, tidak mengurangi jumlah produksinya. Dalam satu hari, ia menggoreng sekitar 35 hingga 40 kg kerupuk.

"Jadi sehari bisa menghabiskan minyak 1 kuintal minyak goreng,” bebernya.

Untuk menyiasati kondisi ini, ia terpaksa harus menaikan harga jual kerupuk. Karena apabila harga tidak dinaikan, maka ia tidak mendapat untung.

"Ya kalau mengurangi jumlah produksi maupun ukuran tidak mungkin,” katanya.

Baca juga:
Distributor Sembako di Sidoarjo Sambat Harga Naik Pembeli Sepi

Untuk saat ini, sambung Saefudin, kerupuk hasil produksinya dijual dengan harga Rp27 ribu per kilogram. Padahal, sebelumnya, ia menjual seharga Rp25 ribu per kilogram.

"Saya naikan hanya Rp2 ribu saja. Kalau terlalu tinggi juga kasihan pelanggan. Ini saja hanya untung sedikit yang penting bisa produksi," ujar Saefudin.

Ia menjelaskan jika harga minyak goreng curah masih tetap naik, dan sulit dicari di pasar, ia mengaku usahanya terancam gulung tikar.

"Kalau seperti ini terus pastinya bisa gulung tikar. Saya berharap harga minyak goreng curah bisa stabil kembali,” pungkas Saefudin.