Pixel Codejatimnow.com

Begini Cara Kerja Kurir Antar 2 Ons Sabu dan 100 Butir Ekstasi

Tersangka Dedy Cristanto saat diamankan di Mapolsek Wonokromo
Tersangka Dedy Cristanto saat diamankan di Mapolsek Wonokromo

jatimnow.com - Dedy Cristanto, pemuda 32 tahun asal Jalan Bali VI, Kota Madiun yang ditangkap Unit Reskrim Polsek Wonokromo karena membawa 2 Ons sabu dan 100 butir ekstasi, akhirnya angkat bicara. Duda dua anak ini mengaku, sudah tiga kali enjadi kurir narkoba lintas kota.

"Sebelumnya, saya ambil narkobanya di Surabaya dan saya antar hingga Madiun," aku Dedy kepada Kapolsek Wonokromo, Kompol Gede Suartika, Senin (2/7/2018) di Mapolsek Wonokromo.

Dalam menjalankan aksinya, Dedy standby menunggu telepon dari seseorang yang tidak dikenalnya.

Orang itu disebutnya sebagai bandar narkoba yang saat ini mendekam di sebuah lapas di wilayah Jawa Timur. Setelah ada petunjuk, dia kemudian berangkat ke titik tujuan.

"Biasanya, barang (narkoba) itu dibungkus tas plastik dan diletakkan di pinggir jalan. Saya tinggal memungutnya dan membawanya pergi. Lokasinya sudah ditentukan," ungkap Dedy.

Dedy juga mengaku, saat mengambil dan mengantarkan narkoba itu ke tujuan, dia menggunakan motor. Bahkan, helm yang dibawanya jarang sekali dipakainya, agar terlihat layaknya warga setempat.

Baca juga:
Kernet Bus Puspa Jaya di Tulungagung Konsumsi Ganja, Beli dari Sopir

Setelah mengambil narkoba itu, dia membawanya dan meletakkannya di tempat yang juga sudah ditentukan sang bandar.

Setelah berhasil, Dedy laporan ke bandar, darisanalah, Dedy baru menerima upah atas jasanya itu. Rata-rata, Dedy mengaku hanya mendapat upah Rp 500 ribu. Tapi kadangkala, dia mendapat jutaan rupiah.

Lantas bagaimana Dedy masuk dalam pusaran bandar narkoba tersebut? Dedy mengaku, setelah bercerai dengan istrinya dan berpisah dengan kedua anaknya, dia stres berat. Alih-alih menghilangkan stres, Dedy pun mencoba-coba sabu yang diberikan temannya di Madiun.

Baca juga:
Anggota Polres Tulungagung Dipecat Gegara Terlibat Peredaran Narkoba

"Darisanalah saya kerap mengonsumsi narkoba. Baik sabu maupun ekstasi. Awalnya gabung gratis, lama-lama saya harus bayar. Mulailah saya dikasih solusinya, yaitu menjadi kurir narkoba," beber Dedy.

Artinya, Dedy benar-benar tidak kenal siapa bandar narkoba yang sering memakai tenaganya itu. Sebab, setelah mengiyakan tawaran sebagai kurir, Dedy tiba-tiba ditelpon dan diberikan sejumlah arahan dalam mengantar sabu dan ekstasi tersebut.

Reporter: Narendra Bakrie
Editor: Arif Ardianto