Pixel Codejatimnow.com

Komunitas Lamongan Teduh Berdayakan Difabel untuk Ciptakan Lingkungan Asri

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Komunitas Lamongan Teduh saat melakukan edukasi mengenai menegemen pertanian modern hidroponik kepada penyandang disabilitas.(Foto: Adyad Ammy I/jatimnow.com)
Komunitas Lamongan Teduh saat melakukan edukasi mengenai menegemen pertanian modern hidroponik kepada penyandang disabilitas.(Foto: Adyad Ammy I/jatimnow.com)

Lamongan - Komunitas Lamongan Teduh menggelar kegiatan Green Inklusi. Mereka menggandeng penyandang disabilitas untuk jadi aktor di balik gerakan menciptakan lingkungan yang asri. Para difabel diajari cara bercocok tanam dengan teknik modern yang tidak memerlukan banyak tempat atau metode hidroponik.

Salah satu penyandang tunanetra Farid mengaku gembira bisa berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Ia mendapatkan ilmu baru mengenai cara mengisi waktu luang dengan bertani, meski dengan keterbatasan dimiliki.

"Kemauan untuk mandiri itu ada. Dengan kegiatan ini, saya mengerti dan harus berbuat apa. Diajari jadi petani meski keadaan saya buta," ungkapnya di sela-sela kegiatan yang diadakan di eks Gedung Ketahanan Pangan Lamongan, Jumat (1/4/2022).

Koordinator Lamongan Teduh Aminatus Zuriyah menjelaskan, kegiatan ini didukung penuh Pertamina yang menggagas inovasi proyek sosial dengan tujuan meningkatkan skil bagi para penyandang disabilitas. Pelatihan bagi difabel dibagi dalam 3 segmen, dengan mengelompokkan peserta kegiatan menurut keterbatasan yang dimiliki.

"Kegiatan bertujuan untuk medium pengembangan skil up bagi para teman-teman difabel di Lamongan. Ini kegiatan kedua dari serangkaian acara. Nanti puncaknya akan meluncurkan sebuah buku panduan menanam. Pelatihannya ada sendiri-sediri, bagi tuna daksa, tuna wicara, dan tuna netra. Yang daksa sudah ada yang sudah piawai, yang wicara lebih ke petani milenial, dan netra pelatihan dasar pengenalan bahan bertani," ujarnya.

Baca juga:
Bupati Ipuk Beber Komitmen Pemkab Banyuwangi Peduli Difabel, Ini Buktinya

Diharapkan, para difabel yang telah mengantongi ilmu bisa berkembang dan berdaya setidaknya memperkokoh ketahanan pangan keluarga. "Semoga bisa berdaya, memanfaatkan lahan nonproduktif dan mengisi kejenuhan para teman-teman difabel," urainya.

Secara singkat, Ami menceritakan perasaanya saat memandu para difabel di Lamongan. Dia mengaku kagum dengan semangat dari para peserta meski terkungkung dalam keterbatasan. Mereka sangat bergairah untuk bisa berdikari.

Baca juga:
Puluhan Penyandang Disabilitas di Malang Ikuti Edukasi Safety Riding

"Alhamdulillah sangat antusias. Mereka punya kemauan untuk berubah dan memberi kebermanfaatan meski dalam keterbatasan," pungkasnya.