Pixel Codejatimnow.com

Sering Dilalui Kendaraan Besar, Jalan Alternatif di Lamongan Rusak Parah

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Ruas Jalan Plembon-Sukodadi yang rusak akibat dilalui kendaraan besar. (Foto: Adyad Ammy/jatimnow.com)
Ruas Jalan Plembon-Sukodadi yang rusak akibat dilalui kendaraan besar. (Foto: Adyad Ammy/jatimnow.com)

Lamongan - Jembatan Ngaglik Lamongan ambles beberapa waktu lalu. Arus lalu lintas pun harus dialihkan ke jalur alternatif. Tapi kini, jalur alternatif yang notabene berstatus kelas 3 atau jalan kabupaten juga mengalami kerusakan. Intensitas kendaraan yang melintas dan beban muatan menambah kerusakan yang ada sebelumnya menjadi makin parah.

Jalan Plembon-Sukodadi paling manjadi sorotan. Di sana, tidak sedikit kendaraan yang mengalami kecelakaan dan terguling akibat gagal lalui jalan rusak atau jalan berlubang.

Kepala Dinas PU Bina Marga Lamongan, Sujarwo mengaku dilematis terkait fenomena tersebut. Jalan yang dulunya tergolong rusak, kini malah makin rusak.

"Itu hanya kelas 3, yang berhak mengalikan arus itukan polantas dan Dishub. Namun ulah pengemudi truk yang ngeyel karena menerobos berkeinginan memangkas jarak agar lebih dekat itu yang mengakibatkan jalan tambah rusak," papar Jarwo, Rabu (6/7/2022).

Seharusnya, truk sedang dan berat menggunakan jalur alternatif Lamongan Utara. Yakni, Paciran dan Brondong di Jalan Deandles.

Baca juga:
89,25 Persen Jalanan di Jatim Berstatus Mantap, Siap Dilalui Pemudik

"Ya mau bagaimana lagi. Nanti di perbaiki, kebetulan jalan itu juga masuk program Jamula (Jalan Mulus dan Lancar) Lamongan 2022," tandasnya.

Sementara untuk jangka pendek, pihak DPU Bina Marga Lamongan telah menyarankan kepada pemilik kewenangan agar mengawasi betul jalur Lamongan dari Sugio, apalagi Plembon.

Baca juga:
Pj Wali Kota Malang Target Perbaikan Jalan Berlubang Tuntas Sebelum Lebaran

"Saya sarankan jangan di lewatkan Sugio apalagi Plembon. Bukan kerusaknnya, tapi juga macetnya ditambah banyak kendaraan kecelakaan akibat tak sesuai kelas jalannya," urainya.