Pixel Codejatimnow.com

Jembatan Pelangi Malang Diresmikan, Jalan Menuju JLS Diperbaiki Tahun Depan

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Rizal Adhi Pratama
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Malang, Romdhoni, saat berada di Jembatan Pelangi (Foto-foto: Rizal Adhi Pratama)
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Malang, Romdhoni, saat berada di Jembatan Pelangi (Foto-foto: Rizal Adhi Pratama)

Malang - Jembatan Pelangi di Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang baru saja diresmikan. Sedangkan ruas jalan di daerah ini yang menuju Jalur Lintas Selatan (JLS) akan diperbaiki tahun depan.

Dari pantauan jatimnow.com, sepanjang jalan dari Kecamatan Gondanglegi sampai Bantur, Kabupaten Malang, masih banyak ditemukan jalan berlubang.

"Pemerintah pusat melihat ini sangat strategis, jadi pembiayaan akan dilaksanakan oleh kementerian. Pada 2022 ini sudah mulai perencanaan dan pada 2023 mulai membangun fisiknya," beber Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Malang, Romdhoni, Jumat (8/4/2022).

Menurut Romdhoni, pembangunan jalan itu rencananya akan dilaksanakan mulai dari Gondanglegi sampai ke Pantai Balekambang. Pemerintah pusat sudah menjanjikan jalur tersebut akan menjadi jalan nasional.

"Rencana akan dapat bantuan dari kementerian pembangunan jalan sampai ke Gondanglegi. Sebenarnya dari Pemerintah Kabupaten Malang sudah berkomitmen dan menyiapkan bahwa ini adalah koridor penting supaya bisa diakses semua kendaraan seperti bis atau kendaraan besar lainnya bisa masuk ke selatan," paparnya.

Kondisi terkini jalan di Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang yang masih berlubangKondisi terkini jalan di Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang yang masih berlubang

Romdhoni menambahkan, pembebasan lahan sudah dilakukan sejak 2019, tapi pada 2020 dan 2021 terkendala kondisi dan pada 2022 sudah dilanjutkan kembali. Pembebasan lahan ini ditujukan untuk melakukan pelebaran jalan.

"Pak bupati sudah berkomitmen bahwa ini sangat penting dan memprioritaskan anggaran untuk pembebasan lahan. Dan kalau kurang akan ditambah lagi, karena yang dari kementerian itu nilainya jauh lebih besar," ujarnya.

Dia juga membeberkan jika dari Kementerian PUPR meminta agar jalan tersebut dilebarkan menjadi 15 meter sampai 18 meter.

"Kalau jalan nasional standarnya lebarnya 7 meter, sementara dari kementerian mintanya 15-18 meter. Kemudian grade atau artinya tanjakan dan turunan itu harus terjaga, kemudian tikungan-tikungan itu grade-nya juga harus terjaga," jelasnya.

Baca juga:
Pj Wali Kota Malang Target Perbaikan Jalan Berlubang Tuntas Sebelum Lebaran

Ia berharap dengan dibangunnya jalan nasional ini bisa mempercepat perjalanan para pelancong yang ingin ke Pantai Malang Selatan.

"Sehingga kecepatannya bisa terkaga, kalau dari Kota Malang sekarang dua jam dan nanti bila ada Tol Kepanjen-Malang yang menyambung ke JLS ini bisa gak sampai satu jam," ucapnya.

Romdhoni mengatakan bahwa pembangunan Jembatan Pelangi ini akan memperlancar tencana pembangunan Exit Tol Kepanjen.

"Dengan selesainya jembatan ini akhirnya melewati titik ekstrim pertama jalan penghubung JLS dan Malang, sekaligus rencana Exit Tol di Kepanjen," ujarnya.

Ia menyebut, untuk konstruksi saja memakan waktu 4 tahun, sehingga menjadi 5 tahun jika ditotal dengan lamanya pembebasan lahan dan molornya pembangunan.

Baca juga:
Warga Sidoarjo Taman Pohon di Jalan Rusak, Bagaimana Ini Pak Bupati?

"Jembatan ini tahun pertama menyiapkan lahan dan jalan tembusnya ini, kalau untuk konstruksinya saja empat tahun. Karena waktu itu bajanya terlambat datang, datangnya tahun depat pada akhir tahun anggaran 2020 sehingga baru bisa dilanjut pada 2021," terangnya.

Jembatan ini juga memakan biaya sebesar Rp 24,7 miliar yang dikeluarkan dari dana Pemkab Malang dan dengan bantuan dari pemerintah pusat.

"Kalau untuk jalan dan jembatan ini membutuhkan sekitar Rp 24,7 miliar. Ini selain dari biaya pembebasan lahan, karena itu ada di Dinas Pertanahan. Dananya dari pemerintah daerah, kalau dari pemerintah pusat itu rangkanya sekitar Rp 4,8 miliar," pungkasnya.