Pixel Codejatimnow.com

Deteksi Penyakit Menular Seksual, 500 WBP Lapas Surabaya Jalani Pemeriksaan

Editor : Arina Pramudita  Reporter : Zain Ahmad
Pengecekan PMS pada 500 WBP di Lapas Surabaya. (Foto: Humas Kanwil Kemenkumham Jatim/jatimnow.com)
Pengecekan PMS pada 500 WBP di Lapas Surabaya. (Foto: Humas Kanwil Kemenkumham Jatim/jatimnow.com)

Surabaya - Lapas Surabaya Kanwil Kemenkumham Jatim melakukan pemeriksaan Penyakit Menular Seksual (PMS) pada 500 warga binaan pemasyarakatan (WBP). Pemeriksaan sengaja dilakukan di lokasi yang padat penghuni untuk mengantisipasi penularan yang cepat.

Kegiatan yang digelar di Blok B lapas yang terletak di Porong ini berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Sidoarjo.

Plt Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim, Wisnu Nugroho Dewanto menyebut, Dinkes Sidoarjo mengerahkan tenaga dan alat medis dari empat puskesmas sekaligus.

"Setelah skrining, dilanjutkan pemeriksaan laboratorium untuk penyakit HIV, Hepatitis dan Sifilis," kata Wisnu, Rabu (13/4/2022).

Selain mudah menular, ketiga penyakit itu memang sering diidap para WBP sejak sebelum masuk ke lapas. Sehingga, sebagai upaya deteksi dini, pihaknya menggelar pemeriksaan tersebut.

"Mayoritas memang datang ke lapas tanpa gejala, tapi setelah dites, ternyata hasilnya positif," jelasnya.

Baca juga:
Mantan Bupati Malang Jalani Wajib Lapor Usai Bebas Bersyarat, Sampai Kapan?

Untuk mencegah penularan dan sakit yang semakin parah, pihaknya gencar melakukan pemeriksaan rutin. Jika nantinya ditemukan yang positif, maka akan ada intervensi lanjutan dari dokter.

"Kami pilih secara acak, namun kami prioritaskan yang belum pernah dites dan diperiksa," papar Wisnu.

Pemeriksaan penyakit menular seksual di Lapas Surabaya.Pemeriksaan penyakit menular seksual di Lapas Surabaya.

Baca juga:
Bahagianya Warga Binaan Lapas Surabaya saat Bertemu Keluarga di Momen Lebaran

Sementara itu, Kasi Perawatan Kalapas Surabaya, Jalu Yuswa Panjang menyatakan bahwa kegiatan ini rencananya akan berlangsung dua hari. Terdapat lima tahapan yang akan dilakukan. Mulai pendaftaran, skrining awal, konseling, uji laboratorium, hingga yang terakhir adalah proses konseling hasil uji laboratorium.

"Harapan dan tujuan utamanya untuk mengetahui penyakit-penyakit tersebut sedini mungkin dan apabila sudah diketemukan akan segera dilakukan tindak lanjutan berupa pengobatan maupun yang lainnya. Nanti kalau hasilnya sudah selesai kami sampaikan," kata Jalu.