Pixel Code jatimnow.com

Wabah PMK Sapi di Lamongan, Dinas Peternakan Lakukan Langkah Ini

Editor : Arina Pramudita   Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Peternakan sapi di Lamongan waspadai PMK. (Foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)
Peternakan sapi di Lamongan waspadai PMK. (Foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)

Lamongan - Meski termasuk sebagai daerah yang dilaporkan terjangkit wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) pada sapi, angka kematian hewan tersebut di Kabupaten Lamongan terbilang rendah.

Kepala Dinas Peternakan Lamongan, M. Wahyudi menyebut, PMK diduga terdeteksi di 4 kecamatan yakni Kecamatan Tikung, Sarirejo, Mantup dan Turi.

"Total sapi yang terjangkit PMK yakni sebanyak 137 ekor dari 240 populasi milik 28 peternak. Ditambah empat ekor sapi mati dan sisanya masih dalam proses isolasi atau penyembuhan," ungkapnya saat dikonfirmasi, Minggu (8/5/2022).

Wahyudi menegaskan, tingkat kematian sapi di Lamongan tergolong rendah meski penularannya yang cepat membuat panik para peternak.

"Ini baru dugaan saja. Karena memang baru di empat kecamatan itu yang ada PMK, tingkat kematiannya sangat kecil kalau segera ditangani. Tapi, tingkat penularannya juga cepat," tegasnya.

Baca juga:
BPBD Umumkan PMK di Jatim Terkendali, Ini Datanya

PMK sendiri merupakan penyakit yang disebabkan virus Picotina Virideae. Penyakit ini tidak hanya menyerang sapi, tapi semua jenis hewan berkuku satu atau belah dua.

"Adapun gejalanya, berawal dari mulut mengeluarkan lendir. Suhu tubuh panas hingga 39 derajat, kemudian gangguan pernapasan lalu berlanjut menimbulkan sariawan, hingga ternak enggan makan. Selain itu dibarengi kaki pincang, yang diawali luka-luka. Jika sudah kronis, kuku ternak akan lepas. Selain sapi, bisa menyerang kambing, kuda, kerbau dan babi. Pastinya, hewan berkuku satu atau belah," jelasnya.

Baca juga:
Ratusan Peternak Terdampak PMK di Ponorogo Akhirnya Dapat Ganti Rugi

Karena dikhawatirkan meluas, Dinas Peternakan Lamongan mengambil langkah dengan melakukan tracing back dan tracing forward untuk mengetahui asal muasalnya. Khususnya terhadap sapi muda, karena rentan tertulari.

"Karena daya tahan tubuh sapi muda masih lemah. Mudah-mudahan hanya dalam seminggu, jika diobati rutin bisa sembuh. Diinject antiobiotik dan vitamin," pungkasnya.