Surabaya - Adik kandung mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Hj Lily Khodidjah Wahid tutup usia, di RSCM Jakarta, pukul 16.28 WIB, Senin (9/5/2022).
Ketua DPP Partai NasDem, Effendy Choirie mengungkap bela sungkawa dan duka mendalam atas kepulangan sahabatnya itu.
"Saya bersaksi, Bu Lily Wahid orang baik, tokoh perempuan yang luar biasa, periang, gaul, fleksibel, tapi istiqamah dalam memperjuangkan nilai-nilai dasar yang prinsipil," ungkap Gus Choi-sapaan Effendy Choirie tertulis kepada jatimnow.com.
Menurut Gus Choi, dalam perjuangan hanya ada dua pilihan, yaitu nuansa pragmatisme dan idealisme.
"Bu Lily Wahid pasti berada di poros idealisme meskipun berisiko politik dan berlawanan dengan kekuasaan," ujar dia.
Gus Choi juga ingat betul persahabatannya dengan cucu pendiri Nahdlatul Ulama, Hadratusyyaikh KH M Hasyim Asy'ari itu.
Baca juga:
Kenang Lily Wahid, Anwar Sadad: Semangatnya Masih Menyala di Usia Sepuh
"Bersahabat dengan Bu Lily Wahid itu mirip bergaul dengan Dus Dur. Pasti ada guyonan, ada humor, riang gembira dan menyenangkan. Membahas hal-hal yang serius tapi tetap ada humornya. Gus Dur juga begitu," kenangnya.
Dia juga mengenang kiprah Lily Wahid saat menjadi anggota DPR RI bersamanya.
"Sejak masuk DPR RI, kami sama-sama di Komisi I. Bu Lily Wahid ini sosok perempuan pejuang," tambahnya.
Baca juga:
Kalimat Tauhid Terus Berkumandang Iringi Pemakaman Jenazah Nyai Lily Wahid
"Saya di DPR RI bersama Bu Lily Wahid hasil pemilu 2009-2013. Pemilu 1999-2004 dan 2004-2009, saya sudah masuk di DPR RI, tapi Bu Lily belum masuk. Bu Lily baru masuk (DPR RI) hasil Pemilu 2009," tandas Gus Choi.
Lily Wahid meninggal dunia di RSCM Jakarta akibat komplikasi pada pukul 16.28 WIB. Jenazah Lily Wahid disemayamkan di West Covina Blok SH 6/31, Kota Wisata Cibubur, Bogor, Jawa Barat.
Rencananya, jenazah Lily Wahid akan diberangkatkan dari rumah duka pada Selasa (10/5/2022) pukul 5.00 WIB melalui jalur darat, untuk dimakamkan di komplek makam Ponpes Tebuireng Jombang.
URL : https://jatimnow.com/baca-44904-sosok-lily-wahid-di-mata-sahabatnya-idealis-perempuan-pejuang