Pixel Codejatimnow.com

Maaf! Hewan Ternak dari Daerah Suspect PMK Tak Bisa Masuk Surabaya

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Ni'am Kurniawan
Penyemprotan hewan ternak.(Foto: Humas Pemkot Surabaya)
Penyemprotan hewan ternak.(Foto: Humas Pemkot Surabaya)

Surabaya - Perusahaan Daerah (PD) Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Surabaya melakukan tindakan pencegahan terhadap masuknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjangkit hewan ternak. Salah satunya dengan menolak sementara masuknya hewan ternak dari daerah suspect PMK. Yakni, Kabupaten Sidoarjo, Lamongan, Gresik dan Mojokerto.

"Prinsipnya RPH Surabaya melakukan tindakan pencegahan terhadap masuknya wabah PMK di lingkungan RPH. Kami menjaga jangan sampai wabah PMK yang dari Sidoarjo, Lamongan, Gresik dan Mojokerto itu ternaknya atau wabahnya masuk ke RPH," kata Direktur Utama (Dirut) PD RPH Kota Surabaya Fajar Arifianto Isnugroho dalam keterangan resmi yang diterima jatimnow.com, Selasa (11/5/2022).

Fajar menjelaskan, pencegahan pertama yang dilakukan yakni dengan menerapkan skrining ketat pada semua hewan ternak yang masuk RPH. Utamanya dari empat kabupaten di Jawa Timur yang suspect ditemukan virus PMK.

"Kami dengan tegas sementara menolak hewan dari 4 wilayah yang terjangkit dengan PMK tersebut," tegasnya.

Baca juga:
Melihat Dari Dekat Balai Ternak Senilai Rp500 Juta di Lamongan

Langkah kedua, melakukan penyemprotan secara rutin biosafety pada semua kandang ternak yang masuk dari kendaraan. Sebab menurutnya, penularan virus PMK dapat masuk lewat kendaraan maupun hal yang terkait dengan hewan tersebut.

"Makanya di setiap pintu masuk dan kandang RPH semua dilakukan penyemprotan. Hari ini kami semprot beberapa, karena ketika masuk belum sempat kita disinfektan," ujarnya.

Nah melalui upaya-upaya tersebut, Fajar memastikan bahwa Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Surabaya berusaha keras untuk mencegah penularan PMK. Sekaligus melindungi para mitra Jagal.

Baca juga:
Kandang Ternak di Lamongan Terbakar, 3 Hewan Mati Terpanggang

"Kami ingin memastikan RPH Surabaya itu aman dan tidak adanya wabah masuk, dengan upaya preventif dan pencegahan," katanya.

Meski virus PMK ditemukan di empat kabupaten Jatim, namun hal tersebut tidak mempengaruhi jumlah pasokan daging di RPH Surabaya. Rata-rata sekitar 150 ekor per harinya.

"Alhamdulilah jumlah potongan masih tidak terpengaruh. Artinya, RPH Surabaya tetap melayani pemotongan dengan baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terkait kebutuhan daging yang sehat, berkualitas dan terjamin halal," jelasnya.

Sebagai bentuk antisipasi virus PMK, ia juga mengaku telah memberikan pemahaman kepada mitra jagal bahwa yang menjadi fokus saat ini adalah pencegahan dan penanganan. Artinya, pemotongan dan operasional RPH harus berjalan. Jadi masyarakat mendapatkan pasokan daging yang baik dan tidak terpengaruh dengan adanya isu PMK.

"Yang kami antisipasi adalah karena Surabaya ini dekat Sidoarjo, Lamongan Gresik dan Mojokerto, jangan sampai wabah itu masuk lingkungan RPH," pungkasnya.