Pixel Codejatimnow.com

Puluhan Sapi di Kota Batu Diduga Terjangkit PMK, Ini Langkah Cepat DPKP

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Achmad Titan
Petugas tengah melakukan pemantauan sapi warga Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.(Foto: DPKP Kota Batu for Jatimnow.com)
Petugas tengah melakukan pemantauan sapi warga Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.(Foto: DPKP Kota Batu for Jatimnow.com)

Batu - Ada 33 sapi milik warga Kota Batu diduga terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Kini, sampel dari sapi-sapi tersebut sedang diteliti di Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta. Adapun sampel sudah diambil pada 9 Mei lalu. Sebelumnya pada 6 Mei, ada laporan masuk bahwa 5 ekor sapi di Desa Sumber Gondo, Kecamatan Bumiaji, terindikasi terjangkit PMK.

"Hasilnya akan kami ketahui besok (Kamis). Jadi belum bisa dipastikan positif atau tidak. Saat ini dari 5 sapi sudah menyebar ke 22 ekor sapi dan semakin bertambah. Sekarang sudah ada 33 ekor sapi," ucap Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu Sugeng Pramono, Rabu (11/5/2022).

Di Jawa Timur, beberapa daerah juga telah melaporkan temuan kasus PMK. Di antaranya Kabupaten Gresik, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Sidoarjo.

"Padahal kasus PMK di Indonesia telah dinyatakan hilang pada 1990 oleh WHO. Setelah 30 tahun berlalu, kasus ini muncul lagi di Indonesia," imbuhnya.

Dengan adanya temuan itu, DPKP Kota Batu langsung bertindak cepat dan serius. Salah satu pencegahannya yaitu melakukan penyemprotan disinfektan di kandang-kandang yang sapi yang diduga terjangkit PMK.

"Lalu untuk sapinya langsung kami beri vitamin dan antibiotik. Baik kepada sapi yang terjangkit atau tidak. DPKP juga langsung membentuk gugus tugas untuk penangganannya meski petunjuk teknis belum turun. Setidaknya harus bergerak cepat ke lapangan demi pencegahan yang maksimal," tegasnya.

Baca juga:
Melihat Dari Dekat Balai Ternak Senilai Rp500 Juta di Lamongan

Pendirian posko juga sudah dilakukan, terutama di Desa Sumbergondo. Selain itu, Sugeng berpesan agar masyarakat tidak panik karena penyakit ini tidak bisa menular kepada manusia. Bahkan hasil ternaknya masih bisa dikonsumsi.

"Masyarakat tidak perlu panik. Penyakit ini tidak menular ke manusia. Daging dan susunya juga bisa dikonsumsi asal diolah terlebih dahulu," katanya.

Bila peternak mendapati ternaknya mengalami gejala PMK seperti kurang nafsu makan, kuku kaki sakit, mulut berliur, dapat melaporkan langsung ke dinas, posko, atau Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) yang ada di setiap desa. DPKP juga mengimbau kepada peternak di Kota Batu tidak menerima atau mengirim hewan ternak dari luar kota. Hal itu untuk meminimalisasi potensi penyebaran.

Baca juga:
Kandang Ternak di Lamongan Terbakar, 3 Hewan Mati Terpanggang

"Untuk wilayah rawan yang sudah ada hewan terindikasi, sejumlah kandang ternak langsung dilakukan lokalisasi. Karena di Sumbergondo ada sebanyak 343 sapi perah dan sapi potong sebanyak 104 ekor. Jangan sampai nanti menyebar," urainya.

Seperti diketahui, PMK disebabkan virus RNA dan tidak dapat diobati. Namun dapat dicegah dengan vaksinasi. Lalu untuk jumlah sapi perah di seluruh Kota Batu sebanyak 12.579 ekor. Sementara sapi potongnya ada sebanyak 2.579 ekor.