Pixel Codejatimnow.com

Satu Madrasah Sejak Tsanawiyah, Ini Kesan Anwar Sadad Pada RKH Fakhrillah Aschal

Editor : Arina Pramudita  Reporter : Ni'am Kurniawan
Pengasuh Pondok Pesantren Syaichona Moh Cholil Bangkalan RKH Fakhrillah Aschal, tutup usia. (Foto: Tangkapan layar Instagram Anwar Sadad)
Pengasuh Pondok Pesantren Syaichona Moh Cholil Bangkalan RKH Fakhrillah Aschal, tutup usia. (Foto: Tangkapan layar Instagram Anwar Sadad)

Surabaya - Wafatnya pengasuh Pondok Pesantren Syaichona Moh Cholil Bangkalan RKH Fakhrillah Aschal mengiris duka bagi Keluarga Partai Gerindra Jawa Timur. Menurut Anwar Sadad, Ra Fakhri merupakan seorang ulama yang kharismatik bahkan ketika masih duduk di bangku Madrasah.

Sempat mengenyam pendidikan di Ponpes Sidogiri membuat Anwar Sadad paham betul keseharian dan kharismatik putra Kiai Abdullah Schall sekaligus cucu dari Syaikhona Muhammad Cholil Bangkalan itu.

"Ra Fakhri sudah nampak kharismatik sejak di bangku Madrasah. Sudah nyungkani. Kami biasa berbincang di sela waktu istirahat. Kami pernah bertukar pakai kacamata, untuk beradu siapa yang paling besar minusnya," ucap pria yang juga keluarga Ponpes Sidogiri itu, Sabtu (14/5/2022).

Ra Fakhri dan Wakil Ketua DPRD Jatim itu memang seumuran. Sejak di pondok dirinya bersama Ra Fakhri selalu dalam satu kelas, sejak kelas 1, 2, hingga 3.

"Masa ketika kami berdua jadi classmate itu pada tahun 1989-1992. Dari sejak usia 16 sampai dengan 18 tahun. Mungkin kami sepantaran. Atau, Ra Fakhri sedikit lebih tua, hitungan bulan saja," jelas Gus Sadad.

"Naik kelas 2 Tsanawiyah, kami berdua pindah kelas, kami berdua di kelas yang diasuh KHA Fuad Noerhasan, sekarang beliau pengasuh Sidogiri. Semoga Allah panjangkan umur beliau. Beliau wali kelas kami sampai lulus Tsanawiyah," sambungnya.

Baca juga:
Mantan Ketua MUI Jatim, KH Abdussomad Buchori Tutup Usia

Bahkan, semasa di pondok Ra Fakhri dinilai bakal menjadi penerus untuk mengasuh pondok. Dan benar saja, selepas keduanya berpisah, Ra Fakhri melanjutkan studi di Makkah lalu pulang dan mengurus Pondok Pesantren Syaichona Moh Cholil Bangkalan.

"Teman sekelas kami ada Cholil Nafis, rais PBNU. Suatu saat Kiai Fuad berkelakar, Konco-koncomu akeh sing wis dadi pengasuh ponpes? Saya menimpali, Nopo kulo nggadah peluang jadi pengasuh juga? Mungkin iso, dek Suroboyo," kata beliau sambil tertawa," kenangnya.

Perpisahan Gus Sadad bersama Ra Fakhri terjadi di pertengahan kelas 3 Tsanawiyah. Ra Fakhri yang saat itu sangat haus akan ilmu pengetahuan memilih untuk keluar dari pondok dan meneruskan untuk belajar di Makkah.

Baca juga:
Relawan Santri Nderek Kiai Bojonegoro Optimis Menangkan Prabowo-Gibran Satu Putaran

"Pertengahan kelas 3 Tsanawiyah Ra Fakhri meninggalkan Sidogiri menuju Makkah. Saya tidak tahu pasti beliau studi di mana, tapi dugaan saya di Ma'had Sayid Muhammad b. Alawi. Wallahu a'lam," tandasnya.

"Dia sosok yg haus ilmu. Tak jarang dia membawa kitab ke kelas, bukan kitab pelajaran. Saya ingat pernah membawa kitab 'al-Anwar al-Muhammadiyah' yang ditulis Sayid Muhammad al-Maliki. Ra Fakhri fasih menerangkan isi kitab tersebut," pungkasnya.