Pixel Code jatimnow.com

Keren, Platform ini Hubungkan Ekosistem Wisata dan Industri Medis di Indonesia

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Farizal Tito
Founder @medicaltourism.id, dr Niko Ashari Hidayat saat mempresentasikan platform bikinannya (Foto: Niko for jatimnow.com)
Founder @medicaltourism.id, dr Niko Ashari Hidayat saat mempresentasikan platform bikinannya (Foto: Niko for jatimnow.com)

Surabaya - Platform yang menghubungkan ekosistem wisata dan industri medis di Indonesia, khususnya di Surabaya bernama @medicaltourism.id masuk dalam 5 besar National Invesment Challenges Competition.

National Invesment Challenges Competition menjadi bagian acara Surabaya Business Forum (SBF) yang digelar di Balai Pemuda Surabaya pada Sabtu (21/5/2022) lalu.

Acara yang digagas Badan Pengurus Cabang Surabaya Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) tersebut untuk memeriahkan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-729.

Founder @medicaltourism.id, dr Niko Ashari Hidayat mengatakan, platform digital ini dibuat berawal dari ide untuk mendekatkan informasi layanan kesehatan hingga ke rumah.

"Ketika masyarakat sakit jantung misalnya, melalui @medicaltourism.id dia bisa melihat dokter jantung yang unggul di Surabaya di mana, di Jakarta di mana atau di Bali di mana. Ketika pasien berobat, keluarga yang mengantar bisa berwisata," terangnya, Kamis (2/5/2022).

Dosen Fakultas Tehnologi Maju dan Multidisiplin Unair ini menjelaskan, @medicaltourism.id merupakan platform digital untuk mengenalkan layanan wisata kesehatan ke masyarakat. Yang dimulai dari lokal, tapi dampaknya dirasakan secara nasional.

Baca juga:
Bank Jatim Diminta Tingkatkan Inovasi Digital-Kemananan Siber di Usia ke-63

"Tag line Surabaya Business Forum ini kan Surabaya Berdaya. Dan ini rasanya seirama dengan kita, yang berasal dari lokal kota Surabaya namun impactnya ke nasional," sambung Niko.

Menurut Niko, Surabaya punya potensi besar mengembangkan wisata kesehatan. Sebagai kota metropolitan setelah Jakarta, Surabaya punya semua.

"Tempat layanan kesehatan dan beragam destinasi wisata, misalnya museum tourism, kuliner, sungai dan city tourism. Sekarang kolaborasi antara pemerintah kota, pelaku bisnis, media dan UMKM," tambahnya.

Baca juga:
Wanita Asal Malang jadi Finalis Program Diplomat Success Challenge Season 14

Niko mencatat, kwalitas paramedis lokal tidak kalah dengan paramadis luar negeri. Misalnya ketika dibandingkan dengan Singapura. Namun yang perlu di tekankan adalah kemampuan soft skill.

"Bagaimana paramedis kita bisa berkomunikasi dengan baik sehingga membuat pasien merasa nyaman. Misalnya ditanya sering kondisi kesehatannya. Ini sebagai bentuk perhatian yang membuat pasien nyaman," pungkasnya.