Pixel Codejatimnow.com

PMK Meningkat dan 453 Sapi Terinfeksi, Begini Komentar Disnakan Bojonegoro

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Misbahul Munir
Pengobatan sapi yang terpapar PMK oleh petugas.(Foto: Misbahul Munir/jatimnow.com)
Pengobatan sapi yang terpapar PMK oleh petugas.(Foto: Misbahul Munir/jatimnow.com)

Bojonegoro - Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi di Kabupaten Bojonegoro terus meningkat. Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Bojonegoro, tercatat sejak 14 Mei hingga 2 Juni jumlah sapi yang terpapar PMK mencapai 453 ekor yang tersebar di 25 kecamatan dan 114 Desa. 24 Ekor sapi terkonfirmasi sembuh dan 2 ekor mati akibat PMK.

Sekretaris Disnakan Bojonegoro Bambang Sutopo menerangkan, berdasarkan data yang ada jumlah sapi yang terpapar PMK masih bertambah. Menurutnya, bertambahnya kasus PMK dikarenakan lalu lintas hewan ternak masih terjadi. Artinya, masyarakat masih nekat membawa hewan baru dari luar Bojonegoro melalui 'jalur tikus' sehingga tidak terpantau petugas.

Bahkan ada 2 ekor sapi terkonfirmasi mati. Diduga sapi yang mati itu karena sebelumnya sudah mengalami sakit dan kelelahan dalam perjalanan.

"Berdasarkan laporan bulan ini, ada penambahan 52 kasus baru sapi yang terpapar PMK. Sapi yang mati itu adalah sapi baru, kemungkinan sebelumnya sudah sakit," jelasnya.

Baca juga:
Melihat Dari Dekat Balai Ternak Senilai Rp500 Juta di Lamongan

Meskipun jumlah kasus PMK masih bertambah, penanganan terhadap virus ini terbilang baik. Hal itu ditunjukkan dengan tingkat kesembuhan hewan ternak sapi yang terpapar PMK juga terus bertambah. Tercatat ada 24 sapi yang terkonfirmasi telah sembuh dari PMK.

"Setelah dilakukan perawatan dengan cepat dan tepat, 24 sapi suspect PMK dinyatakan sembuh," jelasnya.

Baca juga:
Kandang Ternak di Lamongan Terbakar, 3 Hewan Mati Terpanggang

Bambang menambahkan, saat ini ada 3 wilayah yang terkonfirmasi belum ada laporan hewan ternak sapi yang terpapar PMK. Yakni, Kecamatan Bojonegoro, Kecamatan Gondang dan Kecamatan Bubulan. Saat ini Tim gugus tugas penanggulangan penyebaran PMK yang terdiri dari Disnakan, TNI, Polri dibantu BPBD Bojonegoro fokus pada pengobatan dan penanggulangan virus PMK.

"Kami fokus pada pengobatan ternak yang terpapar. Selain itu, upaya pencegahan seperti pengawasan terhadap lalu lintas ternak, penyemprotan disinfektan di pasar hewan, sentra ternak dan RPH, juga terus dilakukan," pungkasnya.