Kediri - Desa Keling di sisi timur Kabupaten Kediri menyimpan potensi wisata yang luar biasa. Salah satunya adalah Goa Jegles. Goa eksotis yang dulunya dikenal angker serta menjadi tempat pembuangan sampah.
Goa yang terletak di Jalan Jegles, Desa Keling, Kecamatan Kepung ini mulai dibuka tahun 2019, seiring upaya pemerintah Desa Keling dan para pemuda untuk mengembangkan perekonomian melalui desa wisata.
Setelah menghadirkan wisata susur sungai di Kali Kembangan, mereka lantas mencoba membuka akses goa yang berada di sisi sungai dan tertutup rerimbunan. Juga dipenuhi sampah-sampah rumah tangga.
Didin Saputro, Pokdarwis Bhumi Kalingga Desa Keling mengatakan, saat pertama kali mencoba masuk ke Goa Jegles, warga menemukan banyak sekali sampah, seperti baju bekas, pecahan kaca dan berbagai macam sampah rumah tangga.
Sebelum tahun 80-an, menurut Didin, Goa Jegles juga dikenal angker sebagai tempat semedi atau pertapaan. Juga dikenal sebagai lokasi perburuan oleh mereka para pencari pusaka, sebelum akhirnya terbengkelai dan menjadi tempat sampah.
“Ini dulu masyarakat sekitar sini itu meyakini atau banyak istilahnya mitos bahwa ini tempat angker, dulunya tempat bersemedi atau pertapaan. Akhirnya lambat laun lokasi ini jarang dijamah orang, akhirnya jadi tempat sampah,” kata Didin, Minggu (5/6/2022).
Sejak saat itu, pemerintah desa bersama warga bergotong-royong membersihkan goa. Sehingga kini tampak eksotisme dari goa yang terbentuk akibat aktivitas gunung api tersebut.
Goa Jegles terbentuk secara alami dari aktivitas vulkanik gunung api.
Lokasinya yang instagramable, menarik perhatian pengunjung. Apalagi suasana asri dan sejuk saat berada di dalam goa semakin memikat pelancong ke Kabupaten Kediri. Hal ini karena adanya sumber mata air asli dari tanah yang memenuhi goa.
Saat keluar goa, pengunjung bisa bersantai di gazebo-gazebo sambil menikmati udara segar dan kuliner khas pedesaan.
Baca juga:
3 Desa Wisata Jatim Borong Penghargaan ADWI 2024 dari Kementerian Pariwisata
Tidak diketahui pasti kapan terbentuknya Goa Jegles ini. Hanya saja pakar arkeologi menduga goa ini terbentuk dari batuan beku akibat aktivitas vulkanik. Ini diperkuat dengan lokasinya yang tak jauh dari Gunung Kelud.
“Kalau Goa Jegles yang utama ini kita belum bisa memastikan, tapi ada dugaan dari dulu sudah ada. Bahkan sejumlah pakar arkeologi menduga goa ini terbentuk karena aktivitas vulkanik, paling dekat ya Gunung Kelud karena ini terbentuk dari batuan beku,” tambah Didin.
Tidak hanya goa utama, di kawasan ini ada arung kuno atau terowongan bawah tanah yang panjangnya belum terhingga. Saat ini pihaknya mendata masih sepanjang 150 meter.
Di zaman kerajaan, arung kuno ini merupakan instalasi keairan untuk mengalirkan air ke permukiman.
“Ini diduga ada dari era kerajaan Majapahit atau bahkan lebih tua, zaman Kadiri atau Matarman. Karena dulu leluhur kita memanfaatkan rongga-rongga sarana irigasi ke pemukiman kerajaan,” terangnya.
Baca juga:
SOMRDPE Indonesia 2nd ASEAN Village Network Meeting Berlanjut di Kota Batu
Saat ini arung kuno belum dibuka untuk umum. Tapi ke depan ini akan dikembangkan sebagai wisata edukasi susur goa. Pihaknya akan menyiapkan story telling untuk pengunjung bisa memahami sejarah di kawasan tersebut.
Keindahan Goa Jegles di Desa Keling, Kecamatan Kepung.
Tertarik untuk menikmati Goa Jegles? Goa ini berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat Kecamatan Pare. Pengunjung tak perlu bingung karena ada penanda di setiap persimpangan menuju Goa Jegles. Akses jalannya pun mudah, ketika harus menembus kawasan perkebunan tebu.
Saat ini pengunjung hanya perlu membayar biaya parkir dan masuk wisata secara sukarela. Pihak Desa Keling belum memberikan tarif khusus terhadap wisata yang terus dikembangkan ini.
Selain Goa Jegles, Desa Wisata Keling juga menyuguhkan atraksi wisata susur sungai di Kali Kembangan, Sumber Gemuling, Sumber Jurang Kromo, dan kawasan tua Ringinagung, yang menyuguhkan nuanasa permukiman penduduk zaman dulu, pesantren dan masjid tua yang usianya lebih dari 1 abad.