Pixel Codejatimnow.com

Ajak Kader Terjun ke Politik, Ini Pesan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah

Editor : Arina Pramudita  Reporter : Zainul Fajar
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Ali Muthohirin. (Foto: tangkapan layar YouTube Dialog Kepemudaan)
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Ali Muthohirin. (Foto: tangkapan layar YouTube Dialog Kepemudaan)

Sidoarjo - Peranan pemuda Muhammadiyah dalam membangun bangsa tak lepas dari adanya kader Muhammadiyah yang masuk ke ranah politik. Pemuda pun dinilai berpotensi terjun ke dunia politik karena pemikiran yang cerdas dan jernih.

Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Ali Muthohirin mengungkapkan perlunya memberikan edukasi akan pemahaman membaca realitas politik hingga ke akar-akarnya.

"Sebelum bermain politik, maka perlu memahami politik, seperti membaca geopolitik global bermain, atau ekonomi determinasi bermain. Agar tidak terus menjadi korban politik," katanya dalam Dialog Kepemudaan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Minggu (5/6/2022).

Selama ini, lanjutnya, yang menjadi masalah di sekitar organisasi adalah politik identitas. Meskipun politik identitas sebenarnya suatu hal yang masih wajar terjadi untuk mendapatkan massa.

"Namun, dalam sejarah bangsa, tidak ada pembentukan bangsa ini dari politik identitas. Dan sejarah bangsa tidak lepas dari tokoh Muhammadiyah yang lepas dari sekat politik identitas," jelasnya.

Pasalnya, para tokoh Muhammaditah tidak pernah berpikiran memperkaya dirinya sendiri selain memikirkan kepentingan bangsa. Sehingga tidak pernah meninggalkan kekayaan megah untuk diri sendiri.

"Bisa dibuktikan, politik identitas ini belum siap diterapkan di Indonesia. Yang ada kelompok muslim yang mayoritas suara akan menjadi korban karena yang diadu sesama umat Islam," lanjutnya.

Ali mengakui Muhammadiyah yang anggotanya memiliki keragaman bisa menjadi korban dari politik identitas ini. Sebab masyarakat kurang bisa membaca realitas politik.

Baca juga:
Wali Kota Surabaya Kukuhkan Pemuda Muhammadiyah, Ini Pesannya

"Saat menteri atau pemimpin bangsa diambil dari ketua organisasi maka kontrol sosialnya akan banyak. Hal ini menjadi support sosial, ketua PPM perlu didorong nyaleg biar orang-orang baik ini bisa memimpin," ungkapnya.

"Muhammadiyah dan NU sudah lama ada, tapi Dolly tidak bisa tutup. Sementara Bu Risma sekali tanda tangan ditutup simbol Dolly itu. Makanya perlu adanya kader pemuda di politik, jangan disalahkan. Karena kita perlu orang baik ini memiliki kekuasaan. Bukan hanya orang punya uang saja yang punya kekuasaan," ungkapnya.

Ketua PWPM Jatim Dikki Syadqomullah, menambahkan untuk jadi kader Pemuda Muhammadiyah harus bisa mengendalikan diri demi kepentingan bersama.

"Kalau melihat pendahulu kita, founding father kita, KH Ahmad Dahlan memang banyak berkorban. Maka dari itu, kita harus ingat pada Al Quran, sejatinya agama itu mengajarkan pada kebaikan dan faedah sebagai pengayom dan rahmat seluruh alam," urainya.

Baca juga:
Gubernur Khofifah Ajak PW Pemuda Muhammadiyah Sinergi Bangun Jawa Timur

"Semuanya bersinergi dengan baik, tidak semua harus masuk politik. Kader-kader ini harus di screening kualitasnya untuk diperjuangkan bersama jika mau masuk politik," tegasnya.

Sementara itu, pakar Politik Universitas Airlangga, Suko Widodo mengungkapkan terdapat 27,5 persen pemilih pemula atau digital native yang bisa dikelola Pemuda Muhammadiyah jika mau masuk ke ranah politik.

"Kalau mengaku sebagai Pemuda Muhammadiyah, jangan takut terjun ke dunia politik, tetap berbuat baik, sabar dan mengasah pemikiran agar bisa memikirkan bersama permasalahan bangsa," sebutnya.