Pixel Codejatimnow.com

Nelida Karya Mahasiswa UM Surabaya ini Beri Edukasi Pada Siswa SD

Para siswa SD saat memainkan Nelida.
Para siswa SD saat memainkan Nelida.

jatimnow.com - Lima mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya mengembangkan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diberi nama boneka limbah cerdas (Nelida).

Boneka ini digunakan untuk mengedukasi siswa sekolah dasar agar terhindar dari sikap menyimpang dan tindak kekerasan seksual yang sering datang mengancam.

Mereka adalah Erica Ayu Damayanti, Marta Kusuma Putri, Juditfa Fauziah, Fatma Aula Nursifah dan Salman Alfarizi.

Ketua kelompok Erica Ayu menjelaskan, Nelida yang diciptakan ini berbentuk seperti boneka tangan berkarakter yang terbuat dari kain perca. Fungsinya sebagai sarana dongeng yang dimainkan dalam panggung kecil dengan tema maupun bahasa edukasi seks secara dini khas dongeng.

"Nelida dimainkan oleh para siswa dari SD yang didampingi pendidik maupun guru. Caranya bersembunyi di bawah panggung kecil dengan berperan sesuai dengan cerita yang dibawakan mengenai pendidikan seksual," kata Ketua kelompok Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UMS Erica Ayu Damayanti di kampus setempat, Selasa (10/7/2018).

Ia menjelaskan cerita edukasi seks yang akan diceritakan itu dikembangkan dengan bahasa anak-anak, serta terjadwal mulai bagian tubuh mana saja yang boleh dipegang orang lain, proses kehamilan, hingga melahirkan.

"Untuk pertemuan 1-2 mengenai apa yang boleh dilakukan anak di depan umum dan tidak boleh dilakukan. Pertemuan 3-4 perbedaan anatomi, pertemuan ke 5-6 proses tubuh seperti kehamilan dan melahirkan. Sedangkan cerita ke 7-8 membahas dukungan kondusif agar anak mau konsultasi dengan orang tua," paparnya.

Baca juga:
Pria di Kota Malang Masuk Kos Mahasiswa lalu Curi Laptop

Salah satu anggota kelompok, Juditfa Fauziah mengatakan sebelum mengedukasi anak SD lewat pertunjukan teater boneka tersebut, pihaknya melakukan tes kepada mereka.

"Awalnya kita melakukan tes, tapi mereka kurang memahami. Akhirnya kami buat teater boneka yang membuat pengetahuan mereka bertambah. Ternyata sangat efektif. Mereka akhirnya bilang bahwa kamu tidak boleh memegang salah satu bagian tubuh, bukan muhrim," tuturnya.

Dia berharap, dengan PKM yang mereka buat, masyarakat di Surabaya lebih peduli terhadap kekerasan yang dialami anak-anak. Selain itu, anak-anak bisa mencegah kekerasan seksual yang akan mereka alami.

"Untuk saat ini program ini telah di ujikan di SD Muhammadiyah 9 Surabaya dan kedepannya kita akan melakukan kerjasama dengan Puskesmas Kenjeran, Surabaya," harapnya.

Baca juga:
Aliansi Fajar Timur di Kota Malang Serukan 3 Poin untuk Pemilu Damai 2024

Sementara itu Rektor UMS Dr Sukadiono bersyukur karena banyak PKM UMS yang lolos dan terdanai Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).

"Mahasiswa semakin memiliki kemampuan untuk berkarya dan berinovasi. Ini merupakan komitmen kami kepada masyarakat melalui inovasi yang bisa dirasakan masyarakat secara langsung," tuturnya.

Reporter: Fahrizal Tito
Editor: Erwin Yohanes