Pixel Codejatimnow.com

Mebel Indonesia Dilirik Dunia, Ini Harapan HIMKI pada Jokowi saat G20

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Farizal Tito
Musyawarah Daerah (Musda) dan pemilihan Ketua HIMKI Jatim periode 2022-2025 (Foto: Farizal Tito/jatimnow.com)
Musyawarah Daerah (Musda) dan pemilihan Ketua HIMKI Jatim periode 2022-2025 (Foto: Farizal Tito/jatimnow.com)

Surabaya - Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (DPD HIMKI) Jawa Timur menggelar Musyawarah Daerah (Musda) dan pemilihan kepengurusan untuk periode 2022-2025.

Musda kali pertama pascavakum 3 tahun itu diikuti oleh anggota asosiasi tersebut sebanyak 169 pelaku usaha permebelan dari berbagai daerah di Jatim. Budianto Budi pimpinan PT Multi Manao terpilih sebagai ketua DPD Himki Jatim 2022-2025.

Dalam kesempatan tersebut HIMKI berharap saat momen Group of Twenty (G20) di Indonesia Presiden Jokowi menerbitkan Kepres Penanaman Kayu Perkakas dalam menjaga keberlanjutan bisnis industri mebel di tanah air.

Ketua Presidium DPP HIMKI, Abdul Sobur, menyebutkan belum lama ini total ekspor mebel dan kerajinan Indonesia pada 2021 sangat menggembirakan, senilai US$ 3,43 miliar (dengan pertumbuhan YOY 30%).

Walaupun pertumbuhan akibat Perang Dagang USA-China ini cukup signifikan, pesaing utama Indonesia dalam bisnis tersebut adalah Vietnam mampu merealisasikan ekspor mebel yang lebih besar (U$ 9,3miliar) disebabkan negara itu dijadikan tujuan utama subsitusi produk Tiongkok dan relokasi pabrik dari Tiongkok.

“Produsen mebel asal Tiongkok lebih tertarik merelokasi pabrik ke Vietnam dibandingkan ke Indonesia. Hal ini menunjukkan kegiatan produksi mebel di Vietnam memiliki beberapa keunggulan," papar Sobur, Sabtu (11/6/2022).

Sobur mengatakan, walaupun Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) telah berhasil menghilangkan stigma negatif Indonesia sebagai pelaku illegal logging, dalam pelaksanaannya masih menjadi beban anggota HIMKI.

"Khususnya UMKM akibat mahalnya biaya dan persyaratan SVLK yang terlalu sehingga membuat banyak pelaku UMKM sangat kesulitan dalam melakukan ekspor," bebernya.

Diakunya di balik cerahnya bisnis mebel padat karya ini, juga terdapat kekhawatiran dari pengusaha. Diantaranya bahan baku kayu, terutama kayu Mahoni dan Jati yang paling diminati masyarakat luar negeri.

Beralihnya lahan Perhutani menjadi lahan sosial yang dipinjamkan kepada masyarakat membuat fungsinya tak lagi menanam kayu perkakas tetapi tanaman produktif lainnya.

“Kami akan mendorong pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) untuk menanam kayu perkakas seperti mahoni, jati dan lainnya dengan harapan produksi tidak terhambat dan Indonesia bisa menurunkan gas emisinya,” tuturnya.

Baca juga:
Manfaatkan Limbah, Warga Banjarkemantren Sidoarjo Produksi Mebel Enzonecraft

"Kami berharap saat momen Group of Twenty (G20) di Indonesia menerbitkan dan mendiklairkan Prespes Penanaman Kayu Perkakas dalam menjaga keberlanjutan bisnis industri mebel di tanah air," imbuhnya.

Muhaimin, Direktur Masstige Deco Indonesia, mengakui potensi pasar internasional masih sangat luas dan menjanjikan. Sehingga perlu dimanfaatkan oleh para produsen mebel Indonesia melalui design dan produk yang berkualitas .

Masstige Deco Indonesia adalah perusahaan mebel di Sidoarjo yang fokus mengisi interior design dan mebel di industri perfileman Korea (Drakor).

“Kami sejak beberapa tahun lalu secara rutin mengekspor produk mebel ke Korea rata-rata 20 kontainer per bulan, peluang pasar di Negeri Ginseng itu masih cukup besar,” ungkapnya.

Muhaimin menyatakan pentingnya mengintensifkan pameran mebel di dalam maupun luar negeri guna memperluas pasar ekspor.

"Keikutsertaan pelaku industri mebel dalam kegiatan pameran berdampak positif dalam mempromosikan mebel Indonesia, selain bisa mempertemukan dengan buyer dari berbagai negara," imbuhnya.

Baca juga:
Meriahnya Pawai Produk Mebel Kota Pasuruan

Tak dipungkiri bahwa untuk mengembangkan industri mebel diperlukan support pemerintah, terutama dalam upaya menggenjot ekspor.

"Soalnya, kinerja ekspor mebel Indonesia masih belum maksimal sehingga masih kalah dengan sesama negara Asia Tenggara lainnya yakni Vietnam," tukasnya.

Ketua HIMKI Jatim terpilih Budianto Budi mengatakan seluruh pengurus Jatim sangat mendukung program HIMKI Pusat untuk melakukan penanaman kayu besar besaran melalui pemanfaatan lahan di hutan-hutan kita (dipinggir jalan jalan HPH) atau dulu dikenal dengan Tanam Jalur Indonesia.

Diharapkan melalui program kerja sama Tanam Jalur Indonesia dengan pemilik HPH (Hak Penguasaan Hutan) dapat menjaga keberlangsungan bahan baku Industri dan terus menjaga kelestarian alam.

"Mengingat ketersediaan bahan baku kayu kedepan akan menjadi kendala utama industri mebel dan kerajinan Indonesia , karena semakin selain semakin sedikitnya cadangan kayu hutan juga terjadi tekanan pasar untuk menggunakan bahan bahan yang sustainable (hasil tanaman)," tandasnya.