Pixel Codejatimnow.com

Menikmati Karya-karya "Julit" di Pameran Seni Rupa Unesa

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Farizal Tito
Para pengunjung menikmati karya-karya "julit" dalam Parsesa. (Foto: Farizal Tito/jatimnow.com)
Para pengunjung menikmati karya-karya "julit" dalam Parsesa. (Foto: Farizal Tito/jatimnow.com)

Surabaya  - Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) tingkat akhir Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengggelar Pameran Seni Rupa Unesa (Persesa) dengan mengusung tema "Travesti".

Puluhan lukisan hasil karya mahasiswa jurusan seni rupa itu dipamerkan dalam acara yang digelar di Galeri Seni Gedung T3 Jurusan Seni Rupa Kampus Unesa, Lidah Wetan, Surabaya mulai Senin (13/6/2022) hingga Kamis (16/6/2022) mendatang.

Ketua pelaksana pameran, Jefri mengatakan nama Parsesa tersebut muncul sebagai pemersatu seluruh Mahasiswa Seni Rupa karena nama tersebut disusun langsung oleh banyak angkatan mahasiswa Unesa jurusan Seni Rupa Murni tahun 2018.

Menurutnya nama tema yang di ambil itu, berawal dari gemarnya masyarakat menikmati acara atau tontonan yang berisi hal-hal yang berbau parodi dan sindiran dan juga perilaku masyarakat juga yang gemar menyindir yang sekarang disebut dengan “julit”.

“Kami kali ini mengambil tema berdasarkan kehidupan nyata yaitu Travesti, yang merupakan sinonim dari kata parodi, sindiran atau ejekan. Sesuai dengan tema, parodi dan sindiran dapat digambarkan dalam banyak hal, mulai dari mengurangi, menambah, atau bahkan mengubah keseluruhan namun tetap membawa pesan dan pernyataan yang sesuai konsep,” kata Jefry, Selasa (14/6/2022).

Jefri menambahkan, pada hari pertama terdapat pembukaan dengan cara yang unik, yakni dengan menggunakan pecah kendi yang berisi cat 3 warna dasar. Kemudian untuk menambah suasana syahdu saat menikmati ratusan lukisan yang di pamerkan itu, juga ada penampilan Live Music Acoustic yang dipersembahkan khusus untuk para tamu undangan dan pengunjung.

“Kami ambil yang unik namun tetap berbudaya lokal yaitu dengan pecah kendi yang memiliki makna mendalam dalam budaya Jawa tetapi dengan balutan yang  kontemporer, jadi kami isi dengan cat 3 warna dasar merah, kuning, dan biru sebagai simbol ketika banyak ide sudah dalam dikepala maka perlu keluarkan, direalisasikan,” tambah Jefri.

Baca juga:
Semarak Unesa Ramadan Carnival Diserbu Ribuan Warga Surabaya

Pada hari kedua diisi dengan kegiatan Workshop Resin Jewelry yang akan dibawakan oleh Dimas Kaye dan kawan-kawan. Selanjutnya dieruskan dengan kegiatan Bedah Karya oleh seniman paling menonjol di angkatan tersebut yakni Revan dan Jefry.

"Karena dua seniman ini memiliki banyak ide yang sangat luar biasa out of the box, sehingga diharapkan perbincangan nantinya bisa menjadi sangat seru dan banyak ilmu baru," paparnya.

Hari ketiga berisi acara talk show dengan seniman atau kurator seni dengan istilah Artist Talk, kegiatan bincang karya yang khusus kuratorial bersama Ayos Purwoaji dan You Winda Dona, kegiatan ini akan banyak menambah ilmu-ilmu baru bagi para audiens, tak hanya sampai disana kegiatan ini akan disiarkam langsung di kanal YouTube dan Instagram Parsesa.

Pada hari keempat akan ada upacara penutupan dan diiringi Live Music Band bersama Cema, Mighfar Suganda, Tbe Goofie Goober dan Mote Sound System yang tentunya mereka adalah band yang sepak terjangnya sudah tinggi dan tenar di kalangan anak muda Jawa Timur. 

Baca juga:
Ketika 4 Kampus di Jatim Serukan Pilpres 2024 Cacat Demokrasi

“Dalam Pameran ini bukan hanya kegiatannya padat, namun juga seniman dan karyanya yang  padat, sebab pameran ini diikuti oleh 25 seniman muda dengan 120 Karya yang terpajang dan itu luar biasa loh,” tambah seniman yang gemar melukis realis ini.

Dia memprediksi kegiatan ini dihadiri banyak pengunjung dari berbagai penjuru daerah seperti Madura, Malang, Bali, Yogyakarta bahkan Jakarta, tentu ini menjadi nilai khusus bagi kegiatan ini. Banyaknya pengunjung menggambarkan bahwa masyarakat saat ini semakin banyak yang peduli terhadap seni.

“Sangat menyenangkan bisa kembali menggelar pameran secara langsung atau offline karena kita jadi bisa interaksi langsung antara penikmat dan pemilik karya,” tutup Jefri.