Pixel Codejatimnow.com

Inovatif, 3 Mahasiswa Unair Ciptakan Implan Tulang

implan tulang.
implan tulang.

jatimnow.com - Di negara berkembang, dalam sepuluh tahun mendatang diperkirakan akan terdapat 60 juta pasien yang memerlukan implan tulang akibat patah tulang.

Sedangkan di Indonesia, kebutuhan akan implan tulang ini setiap tahunnya meningkat sebanyak empat kali.

Berdasarkan kasus itu, tiga mahasiswa Teknik Biomedis Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga berhasil membuat inovasi berupa implan tulang yang dapat mempercepat pertumbuhan sel untuk kasus kerusakan tulang berbahan dasar kombinasi Hidroxyapatite, Chitosan, dan Chondroitin Sulfate.

Mereka adalah Jualita Kusuma Wardani, Andhi Baskoro, dan Mega Ayu Safira.

Jualita Kusuma Wardani, Ketua Tim PKM-PE menjelaskan kerusakan tulang akibat trauma, tumor, kelainan kongenital, infeksi, dan akibat penyakit lainnya, sampai saat ini masih menjadi permasalahan nomor satu di bidang orthopedi dan traumatologi.

Sedangkan tulang merupakan jaringan kedua terbanyak yang ditransplantasikan setelah darah.

”Sedangkan salah satu penanganan klinis untuk cacat tulang adalah dengan penggunaan cangkok tulang," tambah Jualita.

Ia mengakui, hingga saat ini bahan material untuk cangkok tulang yang ideal adalah yang berasal dari tubuh sendiri, yang dikenal dengan autograf. Tetapi autograf memiliki kekurangan, yaitu tidak dapat digunakan untuk rekonstruksi pada defect yang besar.

Baca juga:
Kisah Mahasiswa Unair Lebaran dan Puasa di Yunani, Demi Apa?

“Pengambilan tulang dengan ukuran yang besar akan menimbulkan kecacatan yang besar pada tempat tulang tersebut diambil, untuk itu kita memerlukan material implan tulang yang berbasis sintetis,” kata Jualita.

Ditanya mengapa membuat implan tulang dari material Hidroxyapatite, Chitosan, dan Chondroitin Sulfate? Jualita mengatakan, karena Hidroxyapatite merupakan salah satu senyawa inorganik penyusun jaringan keras pada tubuh manusia dan dapat membangun ikatan dengan jaringan tulang.

"Kemudian kami kombinasikan dengan Chitosan dan Chondroitin sulfat yang aman bagi tubuh dan dapat meningkatkan regulasi tulang serta meningkatkan efektivitas anabolik faktor pertumbuhan tulang," kata Jualita.

Ditambahkan oleh Andhi Baskoro, anggota tim peneliti lainnya, implan tulang ini berupa scaffold tiga dimensi yang digunakan sebagai media sementara untuk proses pertumbuhan sel. Berdasarkan pengamatan dibawah mikroskop cahaya, menunjukkan scaffold ini memiliki ukuran pori 80-190µm yang sesuai dengan ukuran pori pada tulang manusia.

Baca juga:
Pria di Kota Malang Masuk Kos Mahasiswa lalu Curi Laptop

Kemudian Scaffold yang dihasilkan juga memiliki keunggulan, yaitu dapat terdegradasi dan porositasnya telah sesuai dengan tulang femur. Sedangkan uji sitotoksisitas menggunakan sel limfosit juga telah membuktikan bahwa scaffold ini tidak toksik, sehingga aman bagi tubuh.

”Penelitian ini juga kami lakukan menggunakan makhluk hidup, yaitu kelinci. Ini untuk meyakinkan bahwa implan tulang yang kami ciptakan benar-benar aman dan dapat digunakan untuk manusia," tambah Andhi Baskoro.

Atas keberhasilannya membuat implan tulang, tiga mahasiswa itu mengikutkan proposal Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE) yang ditulisnya dengan judul "Biokompatibilitas Scaffold Hidroxyapatite-Chitosan-Chondroitin Sulfate secara In Vivo untuk Bone Graft pada Kasus Kerusakan Tulang" itu, juga lolos seleksi Dikti dan memperoleh dana hibah penelitian dalam program PKM Kemenristekdikti tahun 2017-2018.

Reporter: Fahrizal Tito
Editor: Erwin Yohanes