Pixel Codejatimnow.com

Mendapatkan Buah Hati Melalui Program Bayi Tabung Bersama Morula Indonesia

Editor : Redaksi  
Morula IVF Indonesia menghadirkan Fertility Talkshow bersama SKHB IPB (Foto: Morula Indonesia)
Morula IVF Indonesia menghadirkan Fertility Talkshow bersama SKHB IPB (Foto: Morula Indonesia)

Jakarta - Morula IVF Indonesia menghadirkan Fertility Talkshow, upaya mendapatkan buah hati dengan program bayi tabung (IVF) bersama Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) Institut Pertanian Bogor (IPB).

Talkshow ini dipersembahkan untuk para mom atau mom-to-be yang ingin mendapatkan penjelasan lebih lanjut seputar program kehamilan, khususnya program in vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung.

Serta membahas masalah infertilitas yang sering ditemui pasangan suami istri, serta proses frozen embryo transfer (FET) dan mengetahui tingkat kesuksesannya.

Morula Indonesia sebagai perusahaan yang menjadi salah satu pelopor dalam program bayi tabung (IVF) di Indonesia, bersama para dokter ahli yang menjadi narasumber adalah Dr. dr. Ivan Rizal Sini, SpOG, MD, FRANZOG, GDRM, MMIS selaku CEO dan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Morula IVF Jakarta.

Serta Prof. drh. Arief Boediono. Ph.D, PA. Vet (K) selaku Direktur Sains Morula IVF Jakarta yang berkolaborasi dengan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) Institut Pertanian Bogor diadakan di Royal Hotel Bogor.

"Bayi tabung adalah proses pembuahan yang dilakukan di luar rahim dan proses hubungan seksual. Artinya, sel telur istri dan sperma suami disatukan bukan di dalam tubuh melalui hubungan suami-istri, melainkan di dalam laboratorium khusus," terang CEO Morula Indonesia, Dr. dr. Ivan Rizal Sini, MD, FRANZCOG, GDRM, SpOG, Sabtu (18/6/2022).

Selanjutnya, sel telur yang telah dibuahi dan menjadi embrio akan dibiarkan berkembang di tempat khusus selama beberapa waktu. Nantinya, embrio yang telah berkembang itu akan dipindahkan ke dalam rahim.

"Lamanya proses bayi tabung dapat dihitung tidak dipastikan. Satu siklus bayi tabung dapat memakan waktu sekitar 2 sampai 3 minggu. Hanya saja, pada kondisi tertentu dokter mungkin akan menyarankan pasien untuk melakukan lebih dari satu siklus bayi tabung hingga akhirnya pasien berhasil," jelas dr Ivan.

IVF adalah salah satu metode yang paling efektif dari kategori teknologi reproduksi untuk mendapatkan kehamilan. Namun banyak faktor yang harus diperhatikan agar persentasi kehamilan melalui bayi tabung dapat meningkat.

"Upaya upaya mendapatkan buah hati dimulai dari kesehatan suami istri dimulai dari gaya hidup yang sehat, banyak buah, sayuran, olahraga, itu adalah bagian yang penting dari sisi istri maupun dari sisi suami," tambah dr. Ivan.

Dia menambahkan, faktor umur sangat penting menentukan persentasi keberhasilan bayi tabung.

Baca juga:
Morula IVF Indonesia dan Akseleran Hadirkan Pembiayaan Fleksibel Program Bayi Tabung

Dalam proses bayi tabung (IVF) terdapat tahapan embrio transfer, yaitu proses pemindahan embrio hasil dari sel telur yang sudah dibuahi oleh sperma yang dicampurkan dalam media tertentu dan diproses di dalam laboratorium khusus. Hal ini dilakukan ketika sulit terjadi pembuahan alami akibat masalah kesuburan.

"Hasil yang didapat dari proses transfer embrio bermacam-macam bergantung pada metode. Transfer embrio segar berpeluang berhasil sebesar 40-48%, sementara transfer embrio beku atau Frozen Embryo Transfer (FET) sebesar 50% peluang kehamilan. Oleh sebab itu, menurut sebuah penelitian, embrio beku dapat digunakan sebagai transfer embrio tambahan yang dilakukan jika proses transfer embrio segar berpeluang mengalami kegagalan," jelas Prof. drh. Arief Boediono. Ph.D, PA. Vet (K) dalam sesi Fertility Talkshow.

Selama proses transfer embrio segar, secara bersamaan dilakukan pembekuan embrio. Jika transfer embrio segar gagal, maka sudah ada embrio beku yang siap ditransfer. Sementara untuk tingkat keberhasilan atau kegagalan transfer embrio ditentukan berdasarkan faktor individu seperti kondisi genetik dari pasien, kondisi kesuburan, latar belakang ras dan lainnya.

"Embrio transfer adalah proses yang terbilang mempunyai risiko rendah. Namun, efek yang dialami pasien seperti infeksi, perubahan keputihan, dan pendarahan juga tidak jarang seperti yang terjadi saat konsepsi alami. Ada pula resiko besar yang dapat terjadi yaitu beberapa embrio menempel pada rahim. Akibat dari hal itu bisa menyebabkan kehamilan kembar yang memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan kehamilan tunggal, baik bagi ibunya maupun bayi yang dikandung, seperti lahir premature," papar Prof. drh. Arief.

Kehamilan menjadi sebuah dambaan bagi pasangan suami istri menikah, khususnya yang telah menikah lebih dari 12 bulan atau lebih, tetapi belum juga mendapatkan buah hati.

Baca juga:
Hindari Talasemia, Lakukan Deteksi Dini & PGT-M

Data menunjukkan bahwa pasangan infertilitas di Indonesia tiap tahunnya terus meningkat, kini tercatat ada 10-15% jumlah penduduk di Indonesia mengalami infertilitas.

Prevalensi wanita usia subur yang mengalami infertilitas diperkirakan mencapai 6,08%. Prevalensi infertilitas tertinggi terdapat pada usia 20-24 tahun sebanyak 21,3%. Sedangkan prevalensi infertilitas terendah pada usia 40-44 tahun yaitu 3,3%.

Morula IVF Indonesia membantu mewujudkan impian menjadi orangtua dengan program bayi tabung (IVF). Morula IVF sudah berpengalaman lebih dari 23 tahun, dengan menggunakan teknologi terbaru dan sertifikasi internasional. Juga telah membantu 100.000 pasangan di Indonesia, dengan tingkat keberhasilan kehamilan tertinggi hingga 72%.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut silakan mengunjungi website www.morulaivf.co.id atau menghubungi 150-IVF atau 150-483, [email protected], Senin-Sabtu, pukul 07.00-20.00 WIB.

Yuk tahun ini hamil, salam 2 garis!