Surabaya - Pujian dilontarkan CEO Dagangan Ryan Manafe pada program HUB.ID yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Menurut Ryan, HUB.ID bisa menjadi jembatan bagi perusahaan startup untuk mendapatkan pendanaan. Hal itu ia sudah buktikan lewat Dagangan.
“Menjadi bagian HUB.ID menguntungkan bagi startup karena bisa menjadi bagian dari cerita yang dijual kepada investor saat melakukan fund raising atau bahkan saat menjalin kerja sama dengan mitra bisnis,” katanya, Rabu (22/6/2022).
“Hal ini dibuktikan bahwa Dagangan yang baru berdiri tahun 2019, terbantu dengan banyaknya eksposur terhadap Dagangan akibat mengikuti berbagai aktivitas selama program HUB.ID Accelerator,” tambahnya.
HUB.ID merupakan program startup dari Kominfo yang berfokus kepada pengembangan startup digital dari Indonesia untuk meningkatkan kapasitas bisnis dengan memanfaatkan jaringan yang dipunyai Kominfo baik itu sektor korporasi atau rekan pemerintah.
Program HUB.ID terdiri dari program akselerasi yang mendorong terciptanya sinergi, kolaborasi, kerja sama bisnis, dan peluang akses investasi bagi startup digital pada 5 sektor yaitu Agri & Aquaculture, Logistic/Supply Chain, B2B & Enterprise Solution, SME Enabler, dan Financial Services.
Promosi HUB.ID Accelerator 2022 yang dilaksanakan di Surabaya, Selasa (21/6/2022) sebagai kota tujuan kedua dari 6 kota yang akan dikunjungi oleh HUB.ID.
Kegiatan ini dihadiri oleh komunitas startup digital, hingga pelaku pendukung ekosistem startup lainnya untuk menjaring startup digital yang butuh dipertemukan dengan mitra bisnis dan investor.
Empat kota yang akan dikunjungi adalah Medan, Bandung, Denpasar, dan Makassar. Kominfo menargetkan semakin banyak startup digital yang mendapatkan kesempatan untuk bergabung memanfaatkan fasilitas business matchmaking yang diselenggarakan HUB.ID.
Baca juga:
50 Pelaku Startup di Malang Adu Raket, Cara Jagoan Hosting Gaet Jejaring Baru
Salah satu pendiri startup asal Surabaya yang telah berdiri dari 2016, Audrey Maximilian, CEO sebuah layanan konsultasi bidang kesehatan mental bernama Riliv, juga mengawali bisnis dengan mengikuti berbagai program inkubator dan akselerator startup untuk memperkuat bisnisnya.
Menurut Maxi, keuntungan yang diperoleh para inovator di Indonesia adalah masih banyak kebutuhan solusi yang inovatif yang dibutuhkan di tengah masyarakat Indonesia. Dan masalah ini menjadi dasar kuat dalam membangun bisnis dengan memberikan solusi yang konkret dan dapat dirasakan oleh banyak orang.
Maka dari itu harapannya banyak startup yang tumbuh dari Surabaya dengan solusinya dan bisa memanfaatkan jejaring yang ada dalam HUB.ID Accelerator.
Di sisi lain, Ketua Tim Business Matchmaking Kementerian Komunikasi dan Informatika, Luat Sihombing mengatakan HUB.ID hadir sebagai pelengkap bagi keberadaan inkubator dan akeselerator startup yang ada di Indonesia. Ia pun mengungkapkan perbedaan program HUB ID dengan program akselerator lainnya.
Baca juga:
Kenalkan e-Bin, Tempat Sampah dengan Sensor Monitoring Buatan Arek Malang
“Perbedaan HUB ID dengan akselerator lainnya adalah HUB ID bersifat gratis, fokus pada pertemuan bisnis, dan dapat membantu membukakan pintu kolaborasi antara startup digital dengan pihak-pihak pemerintah baik di pusat dan daerah,” katanya.
“HUB.ID Accelerator telah dibuka pendaftarannya sejak 10 Juni dan akan ditutup pada 10 Juli 2022 dengan target kualifikasi adalah startup yang berbadan hukum di Indonesia, memiliki pendiri dan CEO berwarga negara Indonesia, telah beroperasi lebih dari 2 tahun, dan telah memiliki traksi bisnis (post revenue). Dan tentunya startup yang siap untuk mengikuti seluruh rangkaian aktivitas HUB.ID Accelerator selama 4 bulan,” urai Luat.
Seluruh informasi dan pendaftaran HUB.ID Accelerator dapat diaskes pada laman www.hub.id dan akan ditemui juga program HUB.ID lainnya. Pada laman HUB.ID Summit sebagai acara business matchmaking yang diselenggarakan pada tanggal 05-06 September 2022 di Bali.