Pixel Codejatimnow.com

Aikko, Aplikasi Pendeteksi Stunting Karya Mahasiswa Kedokteran UM Surabaya

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito
Empat Mahasiswa FK UMSurabaya pencipta Aplikasi Aikko untuk deteksi stunting (Foto: Humas UMSurabaya)
Empat Mahasiswa FK UMSurabaya pencipta Aplikasi Aikko untuk deteksi stunting (Foto: Humas UMSurabaya)

Surabaya - Empat mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) menciptakan aplikasi pendeteksi dan pengontrol anak kurang gizi (stunting) yang dinamai Aikko.

Mereka adalah Damara Oky, Insira Yumna, Indah Kamula dan Faishal Fahmi. Aplikasi yang dibuat mereka berhasil menyabet dua medali emas pada ajang inovasi internasional, yaitu pada 1 Idea 1 world di Turkish Inventors Association (TUMMIAD) Istanbul, Turki dan World Young Inventors Exhibition 2022 (WYIE) di Malaysia.

Salah satu mahasiswa pencipta Aikko, Damara Oky menjelaskan bahwa latar belakang pembuatan aplikasi ini karena tingginya angka stunting di Indonesia.

"Saat ini angka stunting di Indonesia berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) mencapai angka 24,4 persen," jelas Damara saat ditemui di UM Surabaya, Jumat (24/6/2022).

Menurutnya, Aplikasi Aikko itu bisa mendeteksi kejadian stunting pada anak yang memliki risiko tinggi. Sehingga petugas kesehatan seperti petugas posyandu, perawat, bidan bahkan dokter anak dapat memberikan edukasi dan terapi sehingga kejadian stunting tidak terjadi.

Aplikasi ini juga bisa mendeteksi risiko kejadian stunting bahkan sebelum bayi lahir yaitu dengan cara melihat kesehatan ibu dengan cara melakukan anamnesa mengenai faktor risiko kehamilan seperti usia tua, multigravida dan mengukur lingkar lengan atas sehingga bisa mengetahui bahwa kehamilan tersebut memiliki risiko stunting atau tidak.

"Kemudahan dari aplikasi ini terdapat fitur-fitur seperti mengetahui perkiraan waktu lahir bayi hanya dengan cara memasukkan HPHT dan bisa mendapatakan edukasi mengenai pola dan menu makan yang cocok pada anak sesuai usianya," bebernya.

Dia berharap, Aikko dapat terus berkembang dan terus update, sehingga dapat digunakan oleh semua petugas kesehatan dan masyatakat Indonesia sebagai salah satu jalan untuk menangani kejadian stunting yang tinggi.

Sementara Dosen Pendamping Tim FK UM Surabaya, Gina Noor Djalilah menjelaskan, Aikko adalah sebuah aplikasi yang dibuat dengan tujuan untuk menekan angka stunting kepada kelompok sasaran berisiko tinggi.

Baca juga:
Mahasiswa di Surabaya Kembangkan Alat Daur Ulang Plastik Menjadi Bahan Bakar

"Aplikasi Aikko ini menyasar kelompok berisiko tinggi seperti ibu hamil, ibu menyusui dan ibu dengan balita," tutur Gina yang juga Pakar Anak itu.

Menurut Gina, pencegahan stunting tak bisa hanya melibatkan Kementerian Kesehatan, melainkan menjadi tanggung jawab bersama untuk saling menjaga dan mengingatkan.

Dia berharap, ke depan kegiatan riset dan inovasi akan terus berkembang dan berkelanjutan sebagai manifestasi penelitian dan pengabdian baik oleh dosen maupun mahasiswa.

Langkah untuk mendapatkan aplikasi ini cukup mudah, seseorang bisa mengunduh aplikasi Aikko pada web. Kedua login aikko dengan username dan password yang sudah dibuat. Lalu masukkan data pada halaman web dan isi data lengkap. Setelah mengisi data aplikasi ini akan mendeteksi apakah ibu memiliki risiko tinggi kehamilan atau tidak.

"Jika bayi sudah lahir, akan muncul pengisian data anak mengenai usia anak, jenis kelamin anak, BB TB dan lingkar kepala lahir dan sekarang. Kemudian user bisa klik opsi simpan pada web," imbuhnya.

Baca juga:
Pengmas UK Petra ACCESS 2023 Bantu Masyarakat Pesisir Sidoarjo Dapatkan Air Bersih

Selanjutnya akan muncul tiga grafik mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak jika tinggi usia mereka lebih dari dua standar deviasi di bawah standar pertumbuhan anak WHO.

Aikko juga memliki fitur lain seperti keluhan. Sehingga pasien dapat langsung mengisi keluhan yang mereka rasakan, baik dari kesehatan ibu atau anak.

Setelah Ibu mengisi dan mengklik simpan, keluhan tersebut akan otomatis diteruskan pada petugas kesehatan terdekat, sehingga mereka dapat memberikan edukasi dan terapi yang tepat pada pasien sesuai dengan keluhan yang dirasakan.

Sedangkan pada fitur edukasi MPASI, berisi edukasi pola dan menu makan anak yang di dalamnya mengenai makanan atau minuman yang seharusnya diberikan dan dibutuhkan oleh anak.