Pixel Codejatimnow.com

Transisi Energi Hijau, PLN Terapkan Co-Firing 6 Persen di PLTU Paiton

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Zain Ahmad
PLN menerapkan co-firing 6 persen di PLTU Paiton. (Foto-foto: Humas PJB for jatimnow.com)
PLN menerapkan co-firing 6 persen di PLTU Paiton. (Foto-foto: Humas PJB for jatimnow.com)

Surabaya - PT PLN (Persero) melalui anak usahanya PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) sukses menerapkan penggunaan biomassa sebesar 6 persen untuk bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton unit 1 dan 2.

Kesuksesan co-firing ini akan menjadi salah satu showcase saat penyelenggaraan KTT G20, yang sekaligus menunjukkan peran PLN dalam mengawal transisi menuju energi hijau yang berkelanjutan.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan dengan peningkatan porsi biomassa pada PLTU maka bisa makin menekan kebutuhan batu bara. Apalagi, PLTU Paiton unit 1 dan 2 merupakan backbone kelistrikan Bali yang memasok kebutuhan listrik saat KTT G20 dihelat November mendatang.

"Dengan persentase lebih tinggi dari yang sebelumnya lima persen menjadi enam persen. Alhamdulillah semua peralatan beroperasi normal dan SO2, NOx emisi dalam kondisi bagus di bawah batas nilai maksimum yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," terang Darmawan, Selasa (12/7/2022).

Ia mengatakan, uji coba peningkatan porsi biomassa dari lima persen menjadi enam persen pada PLTU Paiton unit 1 dan 2 dilaksanakan pada 5 dan 8 Juli 2022 dan dalam waktu dekat akan dilanjutkan dengan persentase lebih besar.

Pihaknya pun berharap, uji coba peningkatan porsi co-firing ini bisa dilanjutkan pada peningkatan porsi biomassa yang sebelumnya dilakukan pengujian sampel cangkang sawit sebagai biomassa untuk penerapan co-firing.

Baca juga:
Dukung Pelaksanaan G20 di Bali, PT PJB Bangun PV Rooftop

"Selanjutnya dalam waktu dekat akan dilanjutkan uji high co-firing rasio untuk PLTU Paiton unit 1 dan 2 hingga 30 persen biomassa. Biomassa juga termasuk carbon neutral, yang memiliki kadar sulfur yg lebih rendah, kadar abu yang kecil sehingga menurunkan emisi SOx dan lebih ramah lingkungan," jelasnya.

Darmawan menambahkan, biomassa yang akan menggantikan batu bara memiliki kelebihan dalam pembakaran yang lebih optimal dibanding batu bara, selain itu kadar abu yang dari hasil pembakaran lebih ramah lingkungan dan tidak mempengaruhi biaya pokok penyediaan (BPP) listrik.

Selain di PLTU Paiton unit 1 dan 2, PJB juga sudah melakukan uji coba peningkatan biomassa di PLTU Tembilahan hingga 100 persen co-firing biomassa cangkang sawit secara bertahap dari 25, 50, 75 hingga 100 persen.

Baca juga:
Sukses Kembangkan UMKM di Indonesia, PT PJB Sabet Penghargaan ICSB

"Dalam waktu 4 hari dengan hasil secara umum daya maksimum tercapai masih dalam batasan normal," pungkasnya.

Hingga Juni 2022, PT PJB telah menghasilkan 114,065.87 MWh energi hijau yang berasal dari co-firing. Tak hanya itu, PJB juga telah sukses mengurangi CO2 sebesar 176,111.76 metrik ton CO2 equivalent avoided. Khusus untuk PLTU Paiton 1-2 berhasil mengurangi CO2 sebesar 70,626.54 metrik ton CO2.

PLN optimitis kenaikan porsi co-firing pada PLTU Paiton Unit 1 dan 2 akan berjalan lancar. Melalui uji coba peningkatan prosentase biomasa dalam kurun waktu 16 jam membutuhkan serbuk kayu sebanyak sekitar 240 ton per jam. Kenaikan porsi biomassa menjadi 6 persen pada PLTU Paiton unit 1 dan 2 meningkatkan pasokan listrik dari energi baru terbarukan (EBT) sebesar 48 megawatt (MW).