Pixel Codejatimnow.com

Ada Kompleks Makam Tanpa Identitas di Tulungagung, Ha?

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Bramanta Pamungkas
Petugas membersihkan kompleks makam tanpa identitas di Tulungagung. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)
Petugas membersihkan kompleks makam tanpa identitas di Tulungagung. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)

Tulungagung - Sebuah kompleks pemakaman tanpa identitas terdapat di tempat pemakaman umum (TPU) Desa Rejoagung, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung. Di tanah seluas 140 meter persegi ini, ratusan jenazah Mr X dan Mrs X dimakamkan.

Pemakaman ini dikelola oleh RSUD dr Iskak dan hingga kini masih dirawat. Secara berkala petugas juga mengirim doa untuk arwah tanpa nama yang dimakamkan di lokasi tersebut.

Wakil Direktur Pelayanan RSUD dr Iskak Tulungagung, Zuhrotul Aini mengatakan pemakaman ini digunakan sejak tahun 2009 hingga 2015. Jenazah tanpa identitas yang ditemukan petugas dimakamkan di kompleks tersebut.

Saat ini total terdapat 144 jenazah tanpa nama yang sudah dimakamkan. Jumlah tersebut terdiri dari 113 jenazah orang dewasa dan 31 bayi.

"Keberadaan makam ini berawal dari temuan jenazah tanpa identitas, sering kali hal tersebut menjadi kendala dalam proses pemakaman, akhirnya kita menyediakan lahan khusus untuk jenazah tersebut," ujarnya, Senin (18/7/2022).

Baca juga:
Ini Makam Dempul Kediri yang Disebut Sebagai Tempat Berkumpulnya Jin-jin Muslim

Sejak tahun 2015 makam ini penuh dan tidak digunakan untuk pemakaman jenazah tanpa identitas. Pihak rumah sakit berkoordinasi dengan Pemkab setempat untuk pemakaman jenazah tanpa identitas. Hasilnya saat ini terdapat kebijakan bahwa jenazah tanpa identitas akan ditemukan di desa lokasi temuan.

"Meski begitu sejak 2015 kami masih menerima pemakaman 12 jenazah tanpa identitas," tuturnya.

Baca juga:
Waduh! 10 Ribu Makam di Kota Malang Terancam Hilang

Perawatan makam ini dilakukan oleh Instalasi Kedokteran Forensik (IKF) RSUD dr Iskak. Koordinator IKF dr Iskak, Bogi Andri Gistanto meneragkan upaya perawatan makam ini dilakukan atas kesadaran sendiri. Mereka menganggap para jenazah bagian dari keluarga. Secara berkala mereka membersihkan nisan dan mencabut rumput yang tumbuh di atas makam.

"Sewaktu masih hidup, mereka bukan keluarga, tapi ketika sudah meninggal seperti ini, kami anggap sebagai keluarga. Kami rutin membersihkan makam ini," pungkasnya.