Pixel Codejatimnow.com

Petani di Trenggalek Mencoba Bangkit Lewat Budidaya Jahe Merah

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Bramanta Pamungkas
Petani menunjukkan tanaman jahe merah.(Foto: Bramanta Pamungkas)
Petani menunjukkan tanaman jahe merah.(Foto: Bramanta Pamungkas)

Trenggalek - Petani di tiga desa di Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggelek, membudidayakan jahe merah. Mereka bergabung dalam Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesmas) Sari Bumi dalam melakukan budidaya. Hasilnya, kesejahteraan petani yang mengikuti program tersebut mulai meningkat. Hingga saat ini terdapat 50 petani yang terus melakukan budidaya jahe merah.

Ketua Bumdesma Sari Bumi Hari Subiyanto mengatakan, petani yang aktif melakukan budidaya berasal dari Desa Pule, Pakel dan Jombok. Sebelum menanam jahe merah, daerah tersebut dulu terkenal dengan penghasil cengkeh. Namun pada 1990-an harganya terus merosot sehingga berimbas terhadap ekonomi masyarakat.

"Bahkan Kecamatan Pule penduduk miskinnya terbanyak nomor 2 di Trenggalek," ujarnya, Jumat (12/08/2022).

Masyarakat lalu berusaha bangkit dengan mencoba menanam empon-empon. Beberapa jenis tanaman empon-empon seperti kunyit, jahe, lengkuas dan kencur banyak ditanam di daerah tersebut. Namun saat musim panen, para petani sering mengalami kesulitan penjualan sehingga harganya anjlok.

"Seperti sungai tanpa hulu karena banyaknya barang tapi sulit menjualnya, dalam setahun daerah ini mampu menghasilkan 4.500 ton empon-empon," tuturnya.

Baca juga:
Kiai dan Gus di Trenggalek Ditahan Polisi, Tersangka Pencabulan 12 Santriwati

Kondisi berubah saat para petani menjalin kerja sama dengan salah satu perusahaan farmasi, PT Kalbe Farma. Mereka ditawari untuk memenuhi kebutuhan jahe merah untuk perusahaan. Kerja sama dinilai sangat menguntungkan bagi petani. Hal itu dikarenakan para petani mendapat kepastian harga.

Saat ini harga jahe merah di pasaran berkisar Rp3 ribu per kg. Namun melalui Bumdesmas Sari Bumi, harga jahe merah dari petani dibeli hingga Rp7 ribu per kilogram.

"Saat ini sudah ada 50 petani yang membudidayakan jahe merah ini. Ke depan akan kami coba kembangkan lagi dengan menanam sereh wangi," ungkapnya.

Baca juga:
Gelombang Tinggi Terjang Pesisir Selatan Trenggalek, Banjir Rob Rendam Pertokoan

Sementara itu, Head of Commmersialization BINA PT Bintang Toedjoe Lidya Warjaya menerangkan, kebutuhan jahe merah untuk produksi farmasi mencapai 10 ton setiap bulan. Jahe merah memiliki sejumlah keunggulan dari jenis lainnya. Di antaranya memiliki tingkat minyak atsiri yang lebih tinggi. Selain itu juga mengandung betakarotin yang berfungsi sebagai antioksidan.

"Tak hanya membeli jahe merah petani, kami juga memberikan edukasi kepada mereka terkait budidaya," pungkasnya.