Pixel Codejatimnow.com

Merasa Lahannya Diserobot Pengembang, Warga Sidoarjo Blokir Akses Perumahan

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Zainul Fajar
Akses jalan menuju Perumahan Mutiara Citra Graha yang ditutup warga. (Foto : Agus for jatimnow.com)
Akses jalan menuju Perumahan Mutiara Citra Graha yang ditutup warga. (Foto : Agus for jatimnow.com)

Sidoarjo - Seorang warga di Sidoarjo menutup akses jalan menuju Perumahan MCG lantaran merasa lahan miliknya telah diserobot dan diakuisisi oleh pihak pengembang perumahan sebagai jalan utama.

Pemblokiran jalan menggunakan bambu atau gedek tersebut dilakukan oleh Agus Rudianto selaku pemilik lahan.

Dalam keterangannya, Agus memaparkan, terpaksa melakukan penutupan akses jalan Perum MCG menuju Pasar Desa Bligo tersebut lantaran pihak pengembang perumahan membangun jalan di atas lahan miliknya.

Ia mengaku bahwa pihak pengembang perumahan tidak pernah memberikan akad jual beli lahan yang telah dibangun jalan itu.

"Lahan ini masih milik saya dari ujung barat itu sampai timur sana. Ini sudah ke 5 kalinya saya menutup akses jalan ini karena tak kunjung ada kejelasan dan statusnya masih lahan saya. Tapi realisasinya di lapangan malah sudah berwujud jalan gini yang diklaim milik perumahan," kata Agus.

Baca juga:
Ratusan Massa Blokade Akses Suramadu, Buntut Tetesan Air Garam dan Solar di Bangkalan

Masih dikatakan Agus bahwa permasalahan lahan yang sempat didatangi oleh Wakil Bupati Sidoarjo, Subandi beberapa waktu lalu itu menjadi titik tengah ketegangan antara pihak pengembang dengannya.

"Pas itu ada kesepakatan dalam waktu dua bulan, pengembang harus mengganti lahan ini Rp600 juta. Sesuai luasan yang dipakai untuk jalan ini. Tapi sampai bulan kemarin itu tepat dua bulannya, gak ada tindak lanjut. Jadi saya tutup lagi," katanya.

Baca juga:
Akses Keluar Masuk Kota Batu yang Sempat Tertutup Longsor Bisa Dilalui Besok

Ia juga menambahkan, yang terbaru justru ada laporan yang masuk ke Polresta Sidoarjo oleh pihak pengembang perihal perusakan barang secara bersama-sama di wilayah lahan perumahan itu. Hal itu justru menurutnya tidak sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.

"Lah laporan itu buat siapa. Kalau laporan itu buat saya, justru saya mempertanyakan, pengerusakan apa yang saya lakukan. Toh ini lahan saya. Saya gali parit ini di atas tanah saya. Kalau memang sama-sama punya itikad baik, ya ayolah diobrolkan bersama. Saya pegang bukti ini tanah saya, lantas terus gimana enaknya," pungkasnya.